Penjubahan Sembilan Novis Ordo Pewarta

Published by

Date

Penjubahan menandakan peralihan jenjang seorang lelaki awam menjadi seorang religius. Sembilan saudara ordo Pewarta pada hari Jumat, 11 Juni 2021 di Sekolah Tinggi Teologi Pastor Bonus menyerahkan pakaian duniawi mereka untuk menerima dan mengenakan Jubah Dominikan sebagai simbol penerimaan Kristus, model hidup setiap religius.

Penjubahan yang diawali dengan perayaan ekaristi itu dipimpin oleh RP. Johanes Robini Marianto OP, dengan konselebrannya Pastor Mingdry Hanafi Tjipto OP, Pastor Andreas Kurniawan OP, Pastor Edmund C. Nantes OP, dan RD. Robert Ambrosius Dhai Mosa.

Dalam homilinya, Romo Robini mengucapkan terima kasih kepada Prior Provincial Fr. Filemon I. dela Cruz Jr., OP yang mendelegasikan penjubahan ini kepadanya.

“Romo Nantes ini mantan Provinsial yang jauh lebih pantas daripada saya. Saya didelegasikan karna saya superior, bukan karna saya lebih dari saudara-saudara lainnya.”

Dia mengatakan, Ordo dominikan dikenal karna intelektualnya dan ia menanyakan mengapa novisiat minta kerahiman, bukan otak yang cemerlang. “Setelah 21 tahun saya masuk dalam hidup dominikan, saya mengerti sekarang dan ini diperkuat dengan perayaan hari ini yang bertepatan dengan hari raya Hati Kudus Tuhan Kita Yesus Kristus. Inti dari pewartaan kita, seberapa dalam kasih Allah kepada manusia.”

Romo Robini mengatakan kepada sembilan Novis Ordo Pewarta, “Kamu tidak seragam, kamu berbeda satu sama lain, dan hari ini kamu mulai mencoba menjadi saudara satu sama lain sampai mati, dan kamu akan tau sama tau orang ini modelnya seperti apa, kamu modelnya seperti apa. Kamu akan menemukan kalian semua tidak ada yg sempurna. Dan yang paling menyakitkan langsung atau tidak langsung saling menyakiti, itu kenyataan yang paling menyedihkan.” Imbuhnya.

Lanjutnya, masuk novisiat dengan harapan bisa menjadi suci, bisa bersama dengan teman yang suci, tapi yang terjadi ternyata malah sebaliknya, bisa saling menyakiti, saling melukai dan hidup bersama-sama itu tidak gampang, sulit jika tidak saling memberi kerahiman.

“Pengalaman saya mengembangkan saya, saya di dorong untuk mengembangkan talenta saya. Ketika hari ini saya melihat kamu lebih banyak dari orang Philippine, saya percaya kamu generasi kedepan bisa lebih hebat dari saya, bisa menjadi apa yang tidak mungkin di zaman saya. Belajar yang baik, jangan tidur. Kamu bisa lihat bagaimana Romo Nantes, Romo Ming, Romo Andre menyiapkan semuanya untuk penjubahan kamu, bagaimana komunitas ini bekerjasama dalam segala kesibukan tugas yang ada untuk membuat semua ini terjadi. Menurut saya semua ini luar biasa.” Katanya.

Romo Robini juga menyampaikan harapan dari dirinya dan saudara seordonya saat awal para Novis memasuki kehidupan religius, Novis bisa merenungi semua bacaan dengan seksama: ”Kami berdoa supaya kamu dengan semua orang kudus dapat memahami betapa lebar dan panjangnya, betapa tinggi dan dalamnya kasih Kristus, juga supaya kamu dapat mengenal kasih Kristus itu yang melampaui segala pengetahuan. Aku dan kami berdoa supaya kamu dipenuhi dalam seluruh kepenuhan Allah. Saya harap pesta hari ini menjadi permulaan yang menjadi titik tolak permenungan sampai akhir. Kami berempat kalau tanpa kasih tidak akan bertahan di depan kalian. Dari Provincial mengucapkan Terima kasih kepada mgr. Agustinus Agus sudah hadir, atas Keuskupan, Novisiat dapat diadakan di tempat ini.” Terangnya.

Jubah Dominikan terdiri dari:
Jubah Putih yang menjadi simbol penyerahan diri dalam baptisan, yang kemudian dikukuhkan oleh jawaban kandidat untuk melayani Tuhan dan Gereja-Nya sebagai seorang Dominikan.
Sabuk yang menyimbolkan keinginan seorang Dominikan untuk menundukan hasrat dan hal-hal duniawi yang ada demi tujuan surgawi.
Setiap pewarta membawa Rosario. Melalui tradisinya, Gereja sudah menyerahkan dan mempercayakan devosi Rosario kepada putra dan putri Santo Dominikus untuk mewartakan devosi ini kepada Dunia.
Skapulir yang panjang dan lebar yang dipadukan dengan jubah putih sebagai tanda kasih dan perlindungan Perawan Maria yang tersuci.


Santo Dominikus mendirikan perkumpulan para pria-pria yang hidup untuk melayani Gereja sebagai pewarta dan guru di dalam tugas seorang Uskup. Hal ini disimbolkan dengan Kapus Putih yang dikenakan di bahu. Tudung yang meliputi kepala mereka menggambarkan kontemplasi, sumber dari hidup doa dan hidup studi.
Pada Hari Raya, Mantel Hitam dikenakan menyelubungi semua. Mantel Hitam menjadi simbol akan kematian terhadap dosa dan pertobatan Jubah Putih dan Mantel Hitam meliputi keseluruhan jubah seorang Saudara Pewarta.

Dalam pesan dan kesannya, Frater Hengky Padaunan yang merupakan perwakilan dari Novis yang telah menerima penjubahan mengatakan, momen kesedihan dimana mereka harus berpisah bersama dunia luar terutama bersama keluarga, dan boleh jadi dianggap aneh oleh dunia karena setelah pesta perayaan penjubahan, mereka akan segera meninggalkan gaya hidup yang lama. “Selama ini mungkin kami sering boros, menghabiskan waktu bersama internet, games, jalan-jalan, menonton bioskop, dan segala sesuatu yang bersifat menghibur diri. Ini adalah barang-barang duniawi kami yang telah kami kumpulkan, didalamnya adalah barang-barang yang berharga, ATM kami, uang kami, jadi saat ini kami tidak memiliki uang sepeserpun. Melalui tahap ini kami diajak untuk bermenung, jauh dari keramaian dunia yang tentu ini adalah tantangan bagi kami. Dalam hal ini kami dibentuk untuk menjadi dewasa, dewasa secara kepribadian, dewasa dalam iman secara katolik dan dewasa dalam panggilan yang telah kami pilih.” Imbuh Frater.

Dirinya juga mohon doa dan dukungan dari seluruh umat yang menyaksikan, baik secara langsung maupun melalui streaming, “Bagi orang tua kami, mohon bersabar setahun. Kami berharap bahwa kami tidak dicoret dari Kartu Keluarga, walaupun kami telah menyerahkan diri kepada Ordo, namun hubungan kami dengan keluarga harus tetap terjalin karena sumber motivasi kami juga berasal dari keluarga.” Kata Frater Hengky.

Di akhir kalimatnya, ia mewakili saudara-saudaranya, mengucapkan terima kasih untuk semua bantuan dan dukungan yang telah diberikan.

Sementara itu, Frater Yohanes Kasra yang menjadi perwakilan dari komunitas Seminari Tinggi Antonio Ventimiglia mengucapkan selamat kepada kesembilan saudara Ordo Pewarta karena sudah melangkah jauh, “Pesan kami jangan berhenti berjuang, perjalanan masih jauh, karena kita masih tahap dipanggil, belum sampai tahap dipilih seperti para Romo yang telah sampai pada tahap ditahbiskan menjadi Imam.” Imbuhnya.

Dalam sambutannya, Uskup Agung Pontianak Mgr. Agustinus Agus mendoakan Ordo Dominikan Philippine khususnya Dominikan di Indonesia agar mampu mengembangkan gereja di Indonesia dan khususnya gereja di KAP dan Kalimantan Barat.

Bokep Indonesia Terbaru Bokep Jepang Jav Bokep ukthi jilbab GOBETASIA DAYWINBET DAYWINBET GOBETASIA gobet DAYWINBET SLOT GACOR BOKEP INDO BOKEP INDONESIA