Renungan Harian, Selasa 28 Juni 2022 |
Pada jaman Yesus hidup di dunia ini, mitos tentang dewa-dewi yang menguasai alam semesta (seperti: dewa langit, bumi, angin, laut, dsb) masih berkembang luas di antara orang-orang Yahudi.
Sekalipun mereka tidak menyembah dewa-dewi, namun mereka masih terpengaruh oleh mitos-mitos tersebut.
Itulah mengapa di dalam bacaan Injil hari ini (Matius 8: 23-27), murid-murid Yesus merasa heran dan takjub karena Yesus dapat meredakan angin ribut dan membuat danau menjadi teduh, yaitu seperti dikatakan:
“Dan heranlah orang-orang itu, katanya: “Orang apakah Dia (Yesus) ini, sehingga angin dan danaupun taat kepada-Nya?”
Mereka berkata demikian, karena mereka beranggapan bahwa hanya dewa/ dewi saja yang dapat memerintah alam semesta, sebab belum pernah ada orang bahkan nabi sekalipun yang dapat melakukannya. Sehingga, hal ini telah menunjukkan kepada mereka, bahwa Yesus adalah Raja Semesta Alam.
Namun, sayangnya pada saat itu murid-murid-Nya belum sepenuhnya mengerti.
Kini, bagaimana dengan kita; “apa dampak dari mujizat Yesus yang terjadi 2000 tahun yang silam ini terhadap perkembangan iman kita?”
Penginjil Matius menceritakan bahwa:
“Sekonyong-konyong mengamuklah angin ribut di danau itu, sehingga perahu itu ditimbus gelombang, tetapi Yesus tidur.
Maka datanglah murid-murid-Nya membangunkan Dia, katanya: “Tuhan, tolonglah, kita binasa.”
Ia berkata kepada mereka: “Mengapa kamu takut, kamu yang kurang percaya?”
Lalu bangunlah Yesus menghardik angin dan danau itu, maka danau itu menjadi teduh sekali.”
Dalam hidup, banyak orang yang memisahkan antara urusan duniawi (ilmu pengetahuan, pekerjaan, karier dan keuangan) dengan urusan keagamaan.
Mereka beranggapan bahwa berbicara tentang Tuhan dan iman hanyalah cukup di dalam Gereja saja. Diluar itu, banyak orang yang mendewa²kan harta dan jabatan, sehingga tidak lagi membutuhkan campur tangan Tuhan.
Namun pada kenyataannya, ‘setinggi tingginya tupai melompat akhirnya jatuh juga’.
Sehebat apapun seseorang pasti pernah mengalami kegagalan dan dapat melakukan kesalahan.
Tak jarang, ketika harta dan jabatan mereka lenyap, akhirnya banyak diantara mereka yang menjadi frustasi dan stress.
Akan tetapi, syukur pada Allah, sebab sekalipun manusia sering melupakan Tuhan dan membiarkan-Nya ‘tertidur’, Ia pasti akan segera menolong setiap kita yang berseru dan datang memohon pertolongan dari pada-Nya.
Semoga, semua ini dapat menginspirasi agar kita mau terus menumbuhkan iman kita dan membiarkan Yesus meraja di dalam segala aspek kehidupan kita, baik di dalam pekerjaan, usaha, study dan kehidupan kita sehari-hari.
Teruslah berkomunikasi dengan-Nya di dalam doa dimanapun kita berada, supaya Ia tidak akan tertidur dan membiarkan kita berjuang sendirian.
Sungguh, badai dan gelombang kehidupan dapat sewaktu-waktu menerpa, tetapi bila ada Yesus yang terjaga di dalam hati kita, kita pasti akan dibuat-Nya heran, karena tiada perkara yang mustahil bagi-Nya.
Have a great day & God bless
frater Agustinus Hermawan, OP