9 Cara Berdoa St. Dominikus

Published by

Date

[column width=”1/1″ last=”true” title=”” title_type=”single” animation=”none” implicit=”true”]

Salah satu kualitas dari Santo Dominikus yang terlihat sangat jelas adalah dedikasinya yang luar biasa terhadap doa.
Ia biasanya menghabiskan waktu malamnya untuk berdoa dan dalam situasi buruk ia langsung berdoa kepada Tuhan.


Dominikus selalu berdoa untuk kebutuhan orang lain dengan sepenuh hati. Karena sangat terkesan oleh St. Dominikus, beberapa temannya bahkan sampai bersembunyi untuk melihatnya berdoa. Kemudian pada tahun 1280 dibuatlah tulisan “9 Cara Berdoa”.

Jiwa menggunakan bagian-bagian tubuh untuk membuat kita berdevosi lebih kuat kepada Tuhan, badan membuat jiwa kita bergerak juga bisa membuat kita bahagia.

Jiwa menggerakkan tubuh dan tubuh menggerakkan jiwa. Cara berdoa seperti ini terkadang membuat St. Dominikus tenggelam dalam tangisan serta menyalakan semangat untuk berbuat baik sehingga pikirannya tidak dapat mencegah bagian-bagian tubuhnya untuk menunjukkan tanda-tanda dari devosinya.

Selain melakukan cara-cara umum dalam berdoa, di dalam perayaan misa serta mazmur yang diucapkan dalam ibadat harian rutinnya, saat dia ingin berbicara kepada Tuhan dan para malaikat, hingga ketika dia ingin berpergian, Dominikus juga memiliki cara berdoanya sendiri.

9 Cara Berdoa St. Dominikus

1. Membungkukkan Badan Dalam – dalam  

Pertama, membungkuk dengan penuh kerendahan hati di depan altar dengan pikiran bahwa Kristus, yang altar tampilkan, sungguh-sungguh hadir secara nyata dan tidak hanya sekadar simbolis. Seperti sebuah pepatah yang mengatakan, “Doa orang rendah hati menembus awan”. Tak jarang St. Dominikus membacakan sebuah teks dari kitab Yudith, “Doa orang rendah hati dan lembut berkenan di hadapan-Mu”. Dengan kerendahan hati wanita Kanaan mendapatkan apa yang dia inginkan sama seperti anak yang hilang. Dan juga, “Tuhan, saya tidak pantas Tuhan datang pada saya”. “Tuhan, rendahkanlah jiwaku sebab, aku sungguh merendah di hadapan-Mu”. Jadi St. Dominikus akan berdiri dengan badan yang tegap sambil membungkukkan kepala serta hatinya di hadapan Kristus dengan kondisinya yang penuh dengan kesiapsediaan dan Kristus yang sungguh tinggi dan ia pun menyembah Kristus dengan sepenuh hati dan jiwanya.
Dia mengajarkan hal ini kepada saudara-saudaranya setiap kali mereka melewati sebuah salib yang menunjukkan kerendahan Kristus, sehingga Kristus yang pernah direndahkan dihadapan kita dapat melihat kita merendah dihadapan-Nya. Ia juga memberitahu mereka untuk membungkuk ketika mengucapkan doa ‘Kemuliaan kepada Bapa’ untuk menunjukkan hormat kepada Trinitas. Cara berdoa seperti ini, seperti yang digambarkan dibawah merupakan awal dari devosinya: membungkuk dengan hormat.

 

2. Bertelungkup di atas Lantai/Tanah

Santo Dominikus seringkali menjatuhkan dirinya ke tanah, muka di lantai, dan hatinya akan penuh dengan perasaan bersalah dan ia akan merasa malu akan dirinya sendiri dan mengatakan, dengan suara yang terkadang bisa terdengar orang lain, sesuatu dari Injil, “Tuhan ampunilah aku sebab aku orang berdosa”. Dan dengan devosi yang hebat dan penuh hormat, ia juga suka mengulang kata-kata Daud, “Akulah yang telah berdoa dan melakukan apa yang jahat di hadapan-Mu”. Ia akan menangis dan merintih dengan penuh penghayatan dan akan berkata, “Aku sungguh tidak pantas untuk melihat ke atas karena besarnya dosaku; aku telah membuat-Mu marah dan melakukan yang jahat di hadapan-Mu”. Ia suka mengucapkan, dengan empati dan saleh, sebuah ayat Mazmur, “Jiwaku tertanam dalam tanah, tubuhku terhampar di tanah”. Dan juga, “Jiwaku terhampar di lantai, buatlah aku hidup sesuai dengan perkataan-Mu”.
Terkadang, bila ingin mengajarkan saudara-saudaranya dengan hormat seperti apa mereka harus berdoa, St. Dominikus akan berkata, “Orang-orang Majus, raja-raja saleh, masuk ke kandang dan menemukan Sang Putra bersama Maria. Sekarang sungguh jelas bahwa kita telah menemukan Dia juga, Tuhan dan Manusia, dengan Maria sebagai hamba Tuhan, jadi marilah merebahkan diri dan menyembah di hadapan Tuhan, marilah kita menangis di hadapan Tuhan”.
Ia menegaskan para saudara muda dengan berkata, “Jika kamu tidak bisa menangisi dosa-dosamu karena kamu tidak mempunyai dosa, masih banyak pendosa yang harus diarahkan kepada belas kasihan dan cinta, yang keselamatannya sudah diperingatkan oleh para nabi dan rasul, dan bahkan ditangisi oleh Yesus. Daud juga menangis dan berkata, “Aku melihat orang-orang yang hatinya setengah dan ini membuatku sungguh sedih”.

 

3. Melakukan Matiraga
Santo Dominikus lalu bangkit dari tanah dan menyiksa dirinya dengan rantai besi sambil berkata, “Siksaan-Mu telah membuatku lurus dalam mencapai tujuanku”. Inilah alasan mengapa seluruh anggota Ordo Dominikan harus menyiksa diri mereka dengan kayu setelah Completorium sambil mendaraskan Miserere atau De Profundis. Bukan hanya semata-mata untuk mengenang apa yang St. Dominikus lakukan, namun juga untuk membantu mereka mencapai tujuannya. Mereka juga menyiksa diri untuk dosa-dosa mereka serta untuk orang-orang yang telah membantu Ordo melalui sumbangannya. Sehingga, sekalipun tidak berdosa, semua saudara tidak bisa menghindar dari kegiatan menyiksa diri ini.

 

 

4. Berlutut di Hadapan Salib

Setelah ini, St. Dominikus sambil berdiri di depan altar atau di ruangan doanya, memasang pandangannya pada salib, pada Kristus yang disalib dan lalu berlutut dan mengulang hal ini hingga ratusan kali. Bahkan ia bisa menghabiskan waktu, dari setelah ibadat malam hingga tengah malam, untuk berdiri dan berlutut lagi sambil memandang salib Yesus. Seperti Rasul Yakobus dan juga orang kusta yang berlutut sambil memohon, “Tuhan, bila Engkau mau, jadikanlah aku tahir”, dan juga seperti Stefanus yang sambil berlutut berteriak dengan suara lantang, “Tuhan jangan tanggungkan dosa ini pada mereka”. Dan sebuah keyakinan kuat akan tumbuh dalam diri St. Dominikus, sebuah keyakinan bahwa kasih Allah akan menaungi dirinya, para pendosa sera memberikan perlindungan kepada para novis yang ia kirim ke seluruh tempat untuk mewartakan Allah kepada jiwa-jiwa. Terkadang, ia tidak bisa mehanan dirinya untuk tidak bersuara, “Kepada Engkau aku menangis Tuhan, janganlah mendiamkan aku agar aku tidak menjadi seperti mereka yang jatuh ke dalam jurang”, kalimat-kalimat lain dari teks-teks suci. Bahkan terkadang para saudara bisa mendengar suaranya.
Namun di waktu lain, ia juga suka berbicara dalam hatinya sambil berlutut dan suaranya pun tidak akan terdengar oleh siapapun
Saking terbiasa berlutut, ketika yang lain tertidur, St. Dominikus akan berlutut dimana pun dia berada sebagai cara dia berdoa. Cara doa ini dia ajarkan kepada saudara-saudarnya melalui contoh nyata, bukan sekadar kata-kata.

 

5. Berdoa dengan Gerak Tangan dan Lengan
Kadang-kadang, ketika St. Dominikus sedang berada di biara, ia akan berdiri dengan badan tegap di depan altar. Terkadang ia berdiri sambil membuka dan merentangkan tangannya seperti sebuah buku yang dibuka dan ia pun berdiri dengan penuh hormat dan penuh kerendahan hati di dalam kehadiran Allah. Ketika St. Dominikus sedang melakukannya, dia terlihat seperti sedang menikmati Sabda Tuhan di dalam mulutnya dan dengan senang mengulangi kata-kata Tuhan kepada dirinya sendiri. Santo Dominikus mengikuti apa yang Yesus lakukan yang terdapat dalam Injil Lukas 4:16, “Menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab”.

Di waktu lain, ia akan mengatupkan kedua tangannya dengan erat di depan matanya.
Ia juga terkadang mengangkat tangannya ke bahunya, seperti seorang imam yang sedang misa. Jika kamu melihat dia sedang berdoa, kamu akan mengira bahwa kamu sedang melihat seorang nabi yang sedang berbicara kepada malaikat atau Tuhan lalu mendengarkan dan memikirkan tentang wahyu yang diberikan.

Ketika sedang berpergian, ia akan selalu mencari kesempatan untuk berdoa secara diam-diam. Ia pun berdoa sambil berdiri dengan pikiran yang terarah kepada surga dan kamu akan bisa mendengar dia mengucapkan kata-kata indah dari Kitab Suci dengan penuh sukacita dan kegembiraan. Ia terlihat seperti seseorang yang baru saja kembali dari “sumur” Tuhan.

Para saudara seringkali terinspirasi dengan cara berdoa yang satu ini ketika mereka melihat St. Dominikus berdoa dengan cara ini. Beberapa yang lebih saleh menemukan bahwa cara berdoa seperti ini adalah cara yang terbaik dalam berdoa secara terus-menerus dan dengan penuh hormat.

 

6. Berdoa dengan Wujud Salib
St. Dominikus pernah berdoa dengan tangan yang terentang dan berdiri dengan badan tegap, seolah-seolah sedang disalib. Ini adalah cara dia berdoa di sakristi dan gereja San Sisto di Roma, di saat misa ketika Tuhan mengembalikan nyawa seorang anak bernama Napoleon seperti yang dikatakan Sr. Cecilia yang pada waktu itu melihatnya bersama dengan umat yang lain. Seperti Elia yang mengangkat anak seorang janda, dia merentangkan dirinya atas anak itu.
Santo Dominikus juga berdoa dengan cara yang sama ketika dia menyelamatkan peziarah dari Inggris dekat Toulouse ketika mereka hampir tenggelam di sebuah sungai seperti yang dikatakan orang-orang.

Ini juga merupakan cara Tuhan berdoa ketika Ia digantung di salib, tangannya yang terentang di salib. Ia berdoa dengan tangisan dan kesedihan dan doa-Nya pun dijawab karena kesungguhan-Nya.

Santo Dominikus tidak terlalu sering menggunakan cara berdoa seperti ini, namun ia menggunakannya ketika ia tahu bahwa sesuatu yang hebat akan terjadi karena doanya. Dia tidak melarang ataupun memaksa para saudara untuk berdoa dengan cara seperti ini.

 

7. Merentangkan Tangan Ke Langit Ketika Berdoa
Dominikus juga pernah terlihat berdoa dengan cara merentangkan seluruh tubuhnya ke atas, seperti sebuah panah yang ditembakkan ke atas langit.
Tangannya direntangkan di atas kepalanya, terkadang dieratkan atau dibuka sedikit seolah-olah sedang mencoba untuk menangkap sesuatu dari langit.
Dipercaya bahwa ketika dia berdoa dengan cara seperti ini, dia menerima sebuah rahmat lebih dan “terperangkap” dalam kenikmatan.
Doanya diterima Tuhan sehingga ia mendapatkan rahmat dari Roh Kudus untuk Ordonya dan juga kebahagiaan dan kenikmatan dalam melaksanakan Sabda Bahagia di kehidupan nyata untuk dirinya sendiri dan saudara-saudaranya. Sehingga masing-masing dari mereka tetap merasa diberkati oleh Tuhan dalam kemiskinan, kesedihan, persekusi, kelaparan, dan kehausan akan kebenaran dan kekhawatiran serta kepedulian terhadap cinta kasih dan mereka juga menemukan kenikmatan dalam melaksanakan perintah-perintah dengan devosi dan mengikuti nasihat-nasihat Injil.
Ketika dia sedang berdoa, dia terkadang dapat didengar oleh saudara-saudaranya secara jelas berkata, seperti seorang nabi, “Dengarlah permohonanku ketika aku berdoa kepadamu dan ketika aku mengangkat tanganku ke Bait Suci-Mu”.
Santo Dominikus mengajarkan para saudaranya untuk berdoa dengan cara seperti ini melalui kata-katanya dan contoh yang ia berikan kepada mereka. Ia mengambil sebuah ayat dari Mazmur, “Di malam hari aku mengangkat tanganku ke tempat kudus”, dan juga “Pengangkatan tanganku bagaikan sebuah kurban sore hari.”

 

8. Mempelajari firman Allah
Santo Dominikus juga memiliki cara berdoa lain yang sama indahnya. Setelah jam-jam liturgi dan doa makan, ia akan pergi ke sebuah sel dengan penuh kesadaran dan jiwa yang penuh dengan devosi yang ia dapatkan dari kata-kata suci yang dinyanyikan di koor atau pada saat makan, di sel tersebut ia akan duduk untuk membaca atau berdoa, dan akan memperbaiki dirinya di hadapan Tuhan.

Ia pun duduk dengan tenang lalu membuka beberapa buku dan membuat tanda salib sebelum membacanya. Pikirannya akan ada dalam kebahagiaan seolah-olah Tuhan sedang berbicara kepadanya. Seperti yang dikatakan di Maz.

Ia lalu akan menaruh pandangannya ke lantai lalu berbicara kepada dirinya sendiri dan memukul dadanya. Jika seseorang dengan diam-diam melihat St. Dominikus berdoa, ia akan melihat bahwa St. Dominikus itu seperti Musa yang pergi ke padang gurun, melihat semak-semak terbakar lalu Tuhan berbicara dan memanggil dia untuk merendahkan dirinya.
Ketika ia sedang membaca sendiri, ia akan dengan sangat menghormati bukunya, membungkuk di depannya lalu menciumnya, terutama ketika bukunya adalah buku Injil atau ketika dia sedang membaca kata-kata yang Kristus ucapkan sendiri. Ia terkadang menyembunyikan mukanya dan memutarnya ke samping atau ia akan menutup mukanya dengan tangannya dan menyembunyikannya sedikit di balik jubahnya. Lalu juga ia akan menjadi khawatir dan penuh akan kerinduan dan ia akan berdiri dengan penuh hormat dan membungkuk seolah-olah ia sedang berterima kasih kepada seseorang yang sudah melakukan sesuatu untuknya. Lalu setelah itu ia akan terlihat lebih segar dan tenang dan kembali membaca bukunya.

 

9. Berdoa dalam Perjalanan
Dominikus juga melakukan cara doa yang satu ini ketika ia sedang pergi dari satu negara ke negara yang lain, terutama ketika ia sedang berada di tempat yang sangat sepi. Dia akan menghibur dirinya bermeditasi dalam kontemplasi. Terkadang ia akan berkata kepada teman seperjalanannya, “Seperti yang tertulis Hosea, ‘Aku akan menuntun dia ke padang gurun dan berbicara kepada hatinya,’” Jadi terkadang ia akan berpisah dari temannya atau jalan terlebih dahulu atau yang lebih seringnya lagi, berjalan jauh di belakang teman-temannya; berdoa sambil berjalan dan meditasi yang membakar semangatnya.

Satu hal yang menarik dari cara berdoa yang satu ini adalah ia terkadang terlihat seperti sedang membersihkan abu atau mengusir lalat dari mukanya dan karena ini, ia sering membuat tanda salib sebagai perlindungan. Para saudara berpikir ketika St. Dominikus berdoa seperti ini, ia mendapatkan kepenuhan dari teks Kitab suci dan hati yang membuatnya memahami kata-kata Tuhan dan juga keberanian dan semangat untuk berkotbah dan sebuah hubungan intim dengan Roh Kudus yang membuatnya tahu tentang hal-hal tersembunyi.

[/column]

Bokep Indonesia Terbaru Bokep Jepang Jav Bokep ukthi jilbab GOBETASIA DAYWINBET DAYWINBET GOBETASIA gobet DAYWINBET SLOT GACOR BOKEP INDO BOKEP INDONESIA