BEATA MARGARET DARI CASTELLO

Published by

Date

[text_divider type=”double”]

BEATA MARGARET DARI CASTELLO
(1287-1320)

[/text_divider]

[column width=”1/1″ last=”true” title=”” title_type=”single” animation=”none” implicit=”true”]

• Nama lain: Margaret dari Citta-di-Castello, Margaret dari
Metola
• Simbol/atribut: wanita tua dan buta, dalam habit
Ordo Ketiga Dominikan, bertubuh kecil dan bungkuk,
menggunakan tongkat; jantung
• Pelindung: penyandang cacat, anak berkebutuhan
khusus, gerakan pro-kehidupan, kaum marjinal, melawan
kemiskinan
• Pesta: 13 April (Kalender Dominikan)

[/column]

[column width=”1/1″ last=”true” title=”” title_type=”single” animation=”none” implicit=”true”]

Rasa iba menyergap hati wanita-wanita Castello, Umbria,
yang pergi berdoa ke Gereja paroki mereka. Di dalam Gereja,
ada seorang anak perempuan kurus dan buta, umurnya sekitar
enam atau tujuh tahun, miskin dan terlantar. Para wanita itu
memutuskan akan merawat anak buta itu secara bergantian, sebab
mereka sendiri juga bukan orang berada. Satu demi satu mereka
menerima Margaret kecil di rumah mereka. Bukannya terbebani,
setiap keluarga yang disinggahi Margaret justru mengatakan
bahwa kehadirannya menjadi berkat istimewa, ia menjadi cahaya
yang menerangi rumah-rumah mereka yang kecil dan sederhana.
Margaret lahir pada tahun 1287 di Metola, desa kecil di
perbatasan antara Tuscany dan Umbria, Italia tengah. Orang tuanya
adalah warga terhormat, namun kekacauan politik mengguncang
keadaan finansial mereka. Duka mereka bertambah ketika putri
yang didambakan ternyata terlahir buta.
Ilmu kedokteran pada waktu itu belum cukup maju
untuk memperbaiki kondisi mata Margaret, maka ayahibunya
membawanya berziarah ke Castello, ke makam seorang
Fransiskan suci, demi memperoleh mukjizat kesembuhan. Tetapi
Allah tidak berkenan untuk menyembuhkan Margaret, sebab
Ia memang mengirimkan kebutaan itu demi memurnikan dan
menyempurnakan hamba-Nya. Kecewa, serta membayangkan masa
depan yang penuh beban karena harus membe-sarkan anak cacat,
orang tua Margaret meninggalkannya di teras Gereja.
Lambat-laun, Margaret kecil belajar untuk menyandarkan
hidup sepenuhnya kepada Allah. Para tetangga yang bergiliran
menampung dan merawatnya saling bersaksi akan kesucian anak
itu. Mereka merasa rahmat dan karunia yang ada pada Margaret
meluap sehingga mengisi dan memenuhi orang lain.
Margaret memiliki perangai alamiah yang manis dan baik
hati. Ia menularkan pengaruh yang baik kepada teman-teman
sepermainannya. Ia menghentikan pertengkaran, menceritakan
kisah-kisah menyenangkan, dan mengajarkan mazmur dan
doa-doa. Beberapa tetangga kerap “meminjam” Margaret untuk
menghibur anak mereka yang sakit atau meredakan perselisihan
rumah-tangga.
Kabar tentang keistimewaan Margaret sampai ke telinga
sebuah komunitas suster di kota itu. Suster-suster itu tertarik
untuk mengadopsi Margaret, dan Margaret sendiri pun sangat
senang dengan prospek tinggal bersama komunitas religius.
Akan tetapi kebahagiaan itu tidak berumur panjang: komunitas
suster tersebut ternyata terlalu santai dan amat keduniawian.
Kesalehan, semangat tobat, dan keutamaan-keutamaan Margaret
merupakan teguran keras bagi gaya hidup para suster di sana, dan
akibatnya mereka pun berbalik menganiayanya serta mengatainya
munafik dan sok suci. Pada akhirnya Margaret diusir dari biara,
sehingga ia sekali lagi harus menghadapi dunia luar yang kejam.
Sepasang petani yang dahulu pernah ikut menampung
Margaret, dengan senang hati menerimanya kembali. Di rumah
petani itulah Margaret tinggal sampai akhir hayatnya. Melalui
mereka jugalah Margaret mengenal Ordo Ketiga Dominikan. Tidak
lama setelah ia bergabung sebagai Dominikan, rumah sederhana itu
berubah menjadi tempat pertemuan bagi orang-orang bermasalah
yang memohon doa dan penghiburan dari Margaret.
Walaupun buta dan tak pernah mengenyam bangku sekolah,
Margaret diberikan pengetahuan secara Ilahi. Ia hafal luar kepala
larik-larik mazmur, yang adalah doa hariannya selain Ofisi Kecil
Santa Perawan Maria dan Ofisi Kecil Sengsara Tuhan. Ia mampu
mengajarkan orang lain tentang misteri-misteri yang terkandung
dalam Kitab Mazmur, oleh karena ia memiliki karunia khusus
untuk memahami Firman Tuhan dengan begitu terang dan lugas.
Ia juga memiliki pengetahuan sempurna tentang bahasa Latin dan
bidang-bidang ilmu lainnya, sehingga Margaret pun menjadi guru
privat bagi anak-anak pasangan petani yang rumahnya ia tinggali.
Margaret mendedikasikan banyak waktu setiap hari dan
malam untuk berdoa dan berkontemplasi. Allah pun ternyata
berkenan memberi-kannya penderitaan-penderitaan batin dan
kekeringan jiwa, serta meng-izinkan iblis menyerangnya dengan
berbagai godaan yang kuat.
Dalam setiap pencobaan, Margaret selalu berupaya
menyelaraskan kehendaknya dengan kehendak Allah; kesungguhan
hatinya dalam melayani Allah diganjar dengan banyak penglihatan
mistik, yang menggantikan penglihatan fisiknya yang tak berfungsi.
Seringkali di tengah doanya, Margaret terangkat beberapa kaki dari
tanah selama beberapa jam.
Sepanjang hidupnya, Margaret belajar menjadi lebih sabar
dalam penderitaan dan lebih berbelas kasih kepada sesama. Akan
tetapi, kelembutannya kepada orang lain dibarengi dengan ketatnya
disiplin terhadap dagingnya sendiri. Kelak ketika jenazahnya
akan dimandikan setelah wafatnya, baru ditemukan bagaimana
tubuhnya terkoyak-koyak akibat alat-alat mortifikasi.
Pribadi Margaret tidak pernah menjadi terkenal di luar
lingkup desa kecilnya di Castello, namun orang-orang yang
mengenalnya amat menghormati dan menyayanginya. Margaret
dipanggil Tuhan pada tanggal 13 April 1320, dengan dibekali
Sakramen-sakramen Gereja. Waktu itu usianya 33 tahun. Margaret
dimakamkan dengan penuh hormat di sebuah Gereja Dominikan,
diiringi dengan banyak kejadian mukjizat.
Beberapa hari setelah penguburannya, para biarawan tibatiba
teringat akan kalimat yang sering sekali diucapkan Margaret,
“Oh, andai saja kalian tahu apa yang ada di dalam jantung hatiku!”
Atas izin otoritas Gereja setempat, para biarawan itu meminta
diadakan pemeriksaan medis atas jantung Margaret, yang
sebelumnya telah dipisahkan dari jasadnya.
Ketika jantung itu diiris terbuka, keluarlah tiga butir bola
kecil yang berkilau-kilau bagai mutiara. Pada satu bola, tergambar
wajah Bunda Maria Ratu, yang kepadanya Margaret memiliki devosi
mendalam. Pada bola yang lain, ditemukan gambar bayi Yesus
dalam palungan, diapit lembu dan keledai. Kemudian pada bola
yang ketiga ditemukan gambar Santo Yusuf, seorang Ordo Ketiga
Dominikan, dan seekor merpati.
Margaret dari Castello dibeatifikasi oleh Paus Paulus V pada
tanggal 19 Oktober 1609. Jenazahnya tidak membusuk hingga hari
ini.

[/column]

[column width=”1/1″ last=”true” title=”” title_type=”single” animation=”none” implicit=”true”]

Doa
Ya Allah, Engkau berkenan mengaruniakan kebutaan kepada
hamba-Mu yang suci, Beata Margaret, supaya dengan terang di
mata hatinya, ia boleh memandang wajah-Mu tanpa henti. Ya
Allah, jadilah terang bagi mata kami juga, sehingga kami tidak
tinggal dalam kegelapan dunia, melainkan dimampukan untuk
mencapai Tanah Air Surgawi yang bermandikan cahaya abadi.
Melalui Kristus, Tuhan kami. Amin.

[/column]

Bokep Indonesia Terbaru Bokep Jepang Jav Bokep ukthi jilbab GOBETASIA DAYWINBET DAYWINBET GOBETASIA gobet DAYWINBET SLOT GACOR BOKEP INDO BOKEP INDONESIA