SANTA ZEDISLAVA BERKA

Published by

Date

[text_divider type=”single”]

SANTA ZEDISLAVA BERKA
(1210-1252)

[/text_divider]

[column width=”1/1″ last=”true” title=”” title_type=”single” animation=”none” implicit=”true”]

• Nama lain: Zdislava Berka, Zedislava Berkiana, Zdislava dari Lemberk, Zedislava dari Moravia
• Simbol/atribut: wanita Ordo Ketiga Dominikan dengan perisai berlambang dua batang kayu menyilang; bangsawan perempuan sedang membagikan makanan kepada orang miskin
• Pelindung: perkawinan yang sulit, orang-orang yang dihina karena kesalehan mereka
• Pesta: 1 Januari, 4 Januari (Kalender Dominikan)

[/column]

[column width=”1/1″ last=”true” title=”” title_type=”single” animation=”none” implicit=”true”]

Santa Zedislava, bangsawan, istri, dan ibu merupakan salah satu Dominikan awam yang pertama. Lahir di kota kecil Krizanov (sekarang termasuk dalam wilayah Republik Ceko), Zedislava hidup dalam keluarga prajurit Moravia yang kaya dan terhormat dalam periode sejarah ketika bangsa Mongol merupakan kekuatan yang paling ditakuti dunia.

Sejak dini Zedislava sudah menampakkan tanda-tanda kesalehan yang tidak biasa. Kesalehan ini ditularkan dari ibunya, yang tidak hanya mengajarkan putrinya tentang obat-obatan dari tanaman, melainkan juga obat rohani yang adalah doa. Zedislava cilik kerap mengunjungi orang-orang miskin yang berkerumun di luar pagar kastil untuk memberikan sedekah dan obat-obatan hasil ramuan ibunya. Ia belajar untuk melayani dengan gembira dan dengan cepat ia menjadi akrab dengan kemalangan dan kesengsaraan manusia.

Iman dan ketertarikan Zedislava akan hidup religius meningkat pesat melampaui kedua orang tuanya. Sekali waktu, saat berusia tujuh tahun, ia melarikan diri ke dalam hutan karena ingin menyepi sebagai pertapa. Tetapi ia dibawa pulang kembali dan dituntut untuk menjalani hidup sebagai anak gadis yang normal.

Pada suatu waktu, Zedislava kecil bertemu dengan Santo Hyasintus dan Beato Ceslaus, dua biarawan Dominikan dari Polandia yang berkarya di daerah tersebut. Keduanya meninggalkan kesan mendalam di hati Zedislava, sehingga pada akhirnya nanti ia bergabung dengan mereka sebagai Dominikan awam, walaupun tidak diketahui kapan persisnya. Diperkirakan ia menjadi Dominikan tidak lama setelah menikah. Ordo Ketiga Dominikan sendiri baru diresmikan secara formal tahun 1285, lebih dari 3 tahun setelah Zedislava wafat.

Masih dalam usia remaja, Zedislava dinikahkan dengan Havel dari Markvartice, Duke dari Lemberk, Bohemia, dan mereka pun memiliki empat anak. Walaupun kaya secara materi, pernikahannya itu tidak bahagia. Havel adalah pria yang baik, namun ia juga adalah seorang prajurit yang memiliki sifat keras akibat perang bertahuntahun. Ia juga bukan seorang yang saleh, sehingga sering mengolok praktik-praktik religius yang masih setia dijalani Zedislava secara ketat.

Zedislava rajin menerima Komuni Kudus hampir setiap hari, dan ia mengalami banyak ekstase dan penglihatan mistik. Ia mempraktikkan hidup asketik Kristiani yang terlihat asing untuk ukuran seorang bangsawan seperti dirinya. Suaminya sering menguji keteguhan iman Zedislava dengan memintanya mengenakan pakaian yang mewah dan vulgar, dan mengundangnya ke pesta-pesta besar tempat makanan dan minuman melimpah ruah. Setiap kali sang istri dengan sabar menolak, Havel mencemoohnya berulang kali.

Pribadi Zedislava sesungguhnya pemalu dan pendiam. Ia lebih suka menyendiri untuk bertekun dalam doa dan kontemplasi. Memiliki keluarga dan kastil untuk diurus, belum lagi suami yang tidak mampu berbagi dengannya dalam hal iman, terbukti menuntut pengorbanan yang tidak sedikit dari dirinya. Zedislava menganggap kedua hal tersebut sebagai Salib, dan ia menanggung Salib itu dengan ketaatan dan kesabaran yang luar biasa. Ia melatih dirinya sendiri untuk melihat melampaui segala cobaan seharihari serta mengangkat semua kesusahan itu ke dalam ranah rohani yang terpusat pada Kristus.

Ketika bangsa Tatar menginvasi Eropa Tengah sekitar tahun1240-1242, rakyat yang tercerai-berai terpaksa mengungsi kebagian utara Bohemia, daerah tempat tinggal keluarga Zedislava.Wanita yang murah hati itu tidak menyia-nyiakan kesempatan untukmelayani Kristus lebih jauh. Ia ikut turun tangan membantu para pengungsi. Ia mempersilakan mereka berlindung di Kastil Lemberk, bahkan memohon kepada suaminya agar membuatkan rumah singgah. Ia sendiri merawat orang-orang yang miskin dan sakit, mengajar katekese untuk anak-anak para pelayan di kastil, serta mengunjungi para tahanan di penjara. Ia tidak segan menggunakan kekuasaannya sebagai bangsawan untuk mendapatkan ampunan bagi narapi dana yang dihukum berat.

Havel cemas melihat karya-karya amal kasih istrinya yang dinilai terlalu berlebihan. Apabila ia sering menguji Zedislava dengan gaya hidup yang keduniawian, maka jelaslah Zedislava pun menguji kesabarannya (walau tanpa sadar) dengan terus melayani orang banyak. Namun bagi mereka yang dilayaninya, Zedislava menyinarkan terang sebagai wanita Kristen yang sejati dan sebagai Dominikan awam yang serius dalam panggilannya.

Suatu kali, Havel pergi ke kamarnya untuk membuktikan kecurigaan bahwa istrinya telah mempersilakan seorang miskin tidur di atas ranjang mereka. Alih-alih si orang miskin, Havel justru menemukan Tubuh Kristus yang tersalib terbujur di atas ranjang tersebut. Penampakan ajaib ini langsung menyentuh dan mengubah hatinya.

Sejak saat itu sang suami menjadi lebih longgar terhadap Zedislava. Ia tidak hanya membiarkan istrinya meneruskan karya amal kasihnya, melainkan secara aktif mendukung dan membantu. Di kemudian hari, Havel juga mengizinkan Zedislava membangun sebuah biara dan Gereja Dominikan, Priory of St. Lawrence (sekarang dinamakan Basilika Santo Laurensius dan Santa Zedislava) di Desa Jablonné, Ceko. Zedislava menghabiskan sisa hidupnya tinggal dan bekerja di biara ini. Ia meninggal tanggal 1 Januari 1252 dan dimakamkan di Gereja yang sama.

Tidak lama setelah wafatnya, Zedislava dilaporkan menampakkan diri kepada suaminya dalam kegemilangan kemuliaan Surgawi. Tanggal 28 Agustus 1907, Paus St. Pius X memberinya gelar Beata. Kemudian pada tanggal 2 Juli 1994 Paus St. Yohanes Paulus II mengkanonisasi Beata Zedislava sebagai seorang Santa.

Yohanes Paulus II menyebut Santa Zedislava sebagai wanita yang sungguh-sungguh menghidupi semangat sebagai Dominikan awam dan tahu bagaimana menjadikan dirinya sebagai persembahan, sesuai dengan sabda Tuhan, “Adalah lebih berbahagia memberi daripada menerima (Kis 20:35).” Beliau juga mengutip kata-kata Paulus VI tentang St. Zedislava, “Ia adalah teladan kesetiaan dalam perkawinan, yang mendukung spiritualitas dan integritas moral dalam kehidupan rumah-tangga” (Homili Kanonisasi Beato Jan Sarkander dan Beata Zdislava, 21 Mei 1995).

[/column]

[column width=”1/1″ last=”true” title=”” title_type=”single” animation=”none” implicit=”true”]

Doa
Ya Allah yang Mahasetia, melalui hidup perkawinan dan karya
amal kasih, Engkau mengajarkan Santa Zedislava jalan menuju
kesempurnaan. Melalui doa-doanya, semoga keluarga di mana
pun juga dikuatkan, sehingga boleh menjadi kesaksian hidup
Kristiani yang sejati. Melalui Kristus, Tuhan kami. Amin.
(Kalender Umum Ordo Pewarta)

[/column]

Bokep Indonesia Terbaru Bokep Jepang Jav Bokep ukthi jilbab GOBETASIA DAYWINBET DAYWINBET GOBETASIA gobet DAYWINBET SLOT GACOR BOKEP INDO BOKEP INDONESIA