BEATA COLUMBA DARI RIETI

Published by

Date

[text_divider type=”double”]

BEATA COLUMBA DARI RIETI
(1467-1501)

[/text_divider]

[column width=”1/1″ last=”true” title=”” title_type=”single” animation=”none” implicit=”true”]

• Nama lain: Angelella Guadagnoli, Colomba dari Rieti
• Simbol/atribut: wanita Ordo Ketiga Dominikan menerima
Ekaristi dari sebuah tangan Surgawi; menerima Ekaristi dari
Malaikat; dengan seekor merpati, bunga bakung, dan buku;
dengan rangkaian mawar, Salib, bakung, dan Rosario
• Pelindung: Kota Perugia, melawan ilmu sihir, melawan
tenung, melawan godaan
• Pesta: 20 Mei (Kalender Dominikan)

[/column]

[column width=”1/1″ last=”true” title=”” title_type=”single” animation=”none” implicit=”true”]

Columba, yang bernama asli Angelella yang berarti ‘Malaikat
Kecil’ lahir di Rieti, Italia, tanggal 2 Februari 1468. Alkisah,
pada waktu pembaptisannya, seekor burung merpati tiba-tiba
muncul dan terbang mengitari bejana baptis sebanyak tiga kali,
lalu bertengger di kepala bayi perempuan itu. Ayah dan ibunya
menganggap burung merpati tersebut sebagai sebuah tanda
Surgawi bahwa anak mereka harus dinamai “Columba”, yang berarti
merpati.
Ketertarikan Columba pada kekudusan mulai tampak sejak
dini. Ketika baru berusia tiga tahun, ia diam-diam menabur duriduri
di bantal tidurnya. Saat usianya sedikit lebih tua, ia mengisi
hari pantang Jumat-nya dengan hanya makan roti dan minum air,
serta bepergian dengan bertelanjang kaki.
Keluarga Guadagnoli tergolong cukup berada, namun mereka
begitu murah hati dalam memberi sehingga mereka sendiri hampir
tidak punya apa-apa. Maka sejak kecil Columba pun sudah terbiasa
dengan makanan dan pakaian seadanya. Ia belajar menenun dan
menjahit, dan setelah mahir, ia dan ibunya bekerja menjahit dan
menambal jubah-jubah para Imam Dominikan di kota itu.
Pada usia 12 tahun, Columba mengkonsekrasikan diri kepada
Allah melalui sebuah janji keperawanan pribadi. Tidak lama ia juga
menjadi akrab dengan komunitas suster-suster Dominikan di Rieti,
yang mengajarinya Ibadat Harian serta berbagai praktik doa dan
matiraga.
Orang tua Columba, seperti kebanyakan orang tua
lainnya, ingin agar putri mereka menikah. Mereka bahkan telah
menjodohkannya dengan seorang pria muda dan menetapkan
tanggal pertunangan. Tetapi Columba berdoa supaya Allah
menunjukkan panggilan hidupnya yang sesungguhnya, dan ia
pun mengalami sebuah penampakan Surgawi berupa suara Allah
yang menyuruhnya untuk mengikuti teladan Santa Katarina
dari Siena. Columba menafsirkan penampakan tersebut sebagai
perintah untuk memotong rambut panjangnya
yang indah dan
mengumumkan terang-terangan bahwa ia telah membaktikan
diri sepenuhnya kepada Kristus saja, persis seperti yang dahulu
diperbuat oleh St. Katarina.
Hal itu dilaksanakan Columba pada hari pertunangannya,
saat ayah-ibu, saudara-saudaranya, dan calon mempelai laki-laki
sudah duduk bersama di ruang tamu. Dapat dibayangkan betapa
marah dan kesalnya orang-orang! Padahal pernikahan itu akan
menyelamatkan keadaan keuangan keluarga mereka! Tetapi
meski diberondong dengan pertanyaan, tuntutan, dan ungkapan
kemarahan, Columba tetap berteguh dalam pendiriannya. Pada
akhirnya keluarganya menyerah, lalu membebaskan putri mereka
itu menjalani panggilan Allah.
Columba sungguh-sungguh meniru teladan St. Katarina. Ia
hidup sebagai pertapa di dalam rumah ayahnya. Tiga kali setiap
malam ia mencambuki diri hingga berdarah-darah; ia menghabiskan
banyak waktu dalam doa; dan puasanya terus-menerus tanpa jeda,
hanya makan roti dan air, dengan perkecualian pada hari-hari raya
Gereja. Columba juga menghadiri Misa Kudus dan menyambut
Komuni sesering mungkin. Ia dianugerahi banyak ekstase dan
peristiwa-peristiwa mistik.
Tetapi penganiayaan memang tidak berhenti begitu saja.
Ibu Columba masih berusaha menggoyahkannya dengan cara
membebankan banyak pekerjaan rumah-tangga. Salah satu
paman dan beberapa kakak laki-lakinya bahkan pernah mencoba
membunuhnya. Namun, lagi-lagi seperti St. Katarina, Columba siap
melaksanakan apa saja yang ditugaskan kepadanya, dan lamakelamaan
kesetiaan dalam hal-hal kecil ini meluluhkan hati orangorang
rumahnya.
Columba memiliki devosi khusus kepada Kanak-kanak Yesus,
dan ia amat merindukan dapat berziarah ke Tanah Suci Yerusalem.
Tetapi karena ia tidak mampu untuk benar-benar memenuhi
kerinduan tersebut, maka ia melakukan peziarahan secara rohani.
Pada suatu hari, dalam salah satu ekstasenya, Allah berkenan
membawa Columba mengunjungi tempat-tempat di Tanah Suci
yang dikuduskan oleh kemanusiaan suci Kristus.
Pada waktu yang lain, seorang imam yang pernah berjanji
akan membuatkan Columba sebuah Gua Natal yang bagus, lupa
melakukannya, dan ini membuat Columba sangat sedih. Tetapi
Kanak-kanak Yesus sendiri menampakkan diri kepadanya dan
menetap dalam hatinya, sehingga sejak saat itu ia tidak lagi
memerlukan bantuan patung-patung kayu untuk merenungkan
misteri penjelmaan Tuhan.
Semua peristiwa menakjubkan itu terjadi sebelum Columba
menginjak usia 20 tahun. Berita tentang kesuciannya sampai ke
telinga seorang Uskup Spanyol, yang kemudian pergi dari Roma ke
Rieti sengaja untuk bertemu dengan gadis itu. Sang uskup belum
pernah melihat Columba, namun ia segera mengenalinya saat ia
melihat seorang gadis muda dengan bintang bersinar di atas dahi,
layaknya Santo Dominikus. Columba dan uskup tersebut langsung
terlarut dalam pembicaraan panjang mengenai hal-hal Surgawi.
Sang uskup memberinya banyak instruksi dan penghiburan, serta
menasihatkannya untuk sering-sering membaca dan meresapkan
Mazmur 91.
Saat Columba memasuki usia 19 tahun, ia mengalami sebuah
penglihatan tentang tiga bapa pendiri Ordo religius terbesar, yaitu
St. Benediktus, St. Fransiskus, dan St. Dominikus. Masing-masing
mengundang Columba untuk memilih habit Ordo mereka. Namun
hati Columba telah lama menetapkan keputusan, dengan penuh
rasa cinta ia menoleh ke arah Bapa Dominikus, yang dengan segera
menjubahi gadis itu dengan habit Dominikan yang menguarkan
wangi Surgawi. Tidak lama setelah penglihatan ini, Columba
menerima habit Ordo Ketiga di sebuah Biara Dominikan di Rieti,
pada Hari Raya Minggu Palma.
Melalui diri Columba, Allah mengerjakan banyak mukjizat
mencengangkan. Columba mengusir setan dari seorang wanita yang
telah dirasuki selama 18 tahun, ia membangkitkan seorang anak
yang sudah meninggal, dan menyampaikan nubuat-nubuat. Tak
pelak Columba menjadi sangat terkenal. Orang-orang berbondongbondong
mencarinya dan meminta doanya. Columba yang rendah
hati amat membenci kepopuleran ini dan ternyata Allah pun
menghendaki putri kesayangannya tidak menetap di Rieti. Pada
tahun 1488, dengan cara yang misterius Columba dibawa Allah ke
Kota Perugia.
Di Perugia, dengan dibantu masyarakat setempat, Columba
mendirikan sebuah biara untuk komunitas Dominikan
yang
berjumlah sekitar 50 orang. Komunitas itu dirawatnya dengan
penuh kasih dan kearifan. Rakyat Perugia sendiri menerima
Columba dengan bahagia tak terkira, sebab ia sudah dianggap
sebagai orang suci.
Ketika suatu wabah penyakit menghampiri kota, Columba
memohon kepada Allah agar rakyat Perugia diluputkan, dan dirinya
dijadikan pengganti mereka. Namun Allah menghendaki wabah
yang mengerikan itu tetap datang dan merajalela selama sembilan
hari, dan Columba sendiri pun jatuh sakit. Ia menasihatkan agar
rakyat mendedikasikan kota mereka kepada St. Dominikus dan
St. Katarina. Orang-orang mematuhinya. Mereka mengadakan
perarakan religius besar mengelilingi Perugia, dan tak lama wabah
itu pun reda.
Columba pulih dari sakit hanya untuk diterpa oleh pencobaan
baru. Musim panas tahun 1495, Paus Alexander VI meminta
Columba diperiksa karena banyak rumor dan fitnah jahat beredar
tentang dirinya sampai ke Roma. Selama beberapa waktu ia bahkan
diperlakukan sebagai penipu. Sri Paus memutuskan untuk datang
sendiri ke Perugia. Tetapi, saat Columba menyentuh pinggiran
jubah beliau, ia mengalami ekstase dan menceritakan semua dosa
pribadinya di hadapan Paus. Peristiwa yang menunjukkan kerendahan
hati mendalam itu, didukung dengan hasil pemeriksaan lainnya
yang amat memuaskan Alexander VI, sehingga ia mengeluarkan
persetujuan resmi kepausan terhadap hidup Columba. Kelak,
dua tahun kemudian, Columba memperoleh penglihatan tentang
kebusukan yang mengerikan di dalam tubuh Gereja, dan bernubuat
tentang murka Ilahi yang akan dijatuhkan atas Italia. Penglihatan ini
ditulis dan dikirimkan kepada Bapa Pengakuan Alexander VI; ia juga
menyampaikan kecaman keras terhadap pihak-pihak yang melukai
Gereja dari dalam.
Kini setelah Columba telah memperoleh dukungan Paus,
orang semakin percaya pada kesuciannya. Pihak otoritas Gereja
berkonsultasi kepada Columba mengenai banyak hal, termasuk
salah satunya tentang otentisitas stigmata Beata Lucia dari Narni,
sesama Ordo Ketiga Dominikan sekaligus rekan sezamannya.
Columba menyatakan bahwa stigmata Beata Lucia adalah asli, dan
bahwa Beata Lucia adalah sungguh seorang yang kudus.
Tetapi benarlah bahwa seorang hamba tak lebih besar
daripada tuannya. Semakin banyak orang yang mengagumi dan
menghormati Columba sebagai orang suci, semakin banyak pula
mereka yang memusuhinya. Hidup Columba bukanlah hidup yang
berkilauan dengan sanjungan di mana-mana. Selain matiraga berat
yang diperbuatnya terhadap tubuhnya sendiri, ia juga mengalami
matiraga dari luar berupa kecurigaan, kritik pedas, upaya
penyerangan, dan fitnah-fitnah kejam. Bapa pengakuannya bahkan
meninggalkannya. Kesakitan fisiknya mulai dari sakit gigi yang amat
menyiksa hingga gangguan-gangguan ragawi lain yang ekstrem.
Walau kerap menangis kesakitan, Columba menanggung semuanya
dengan kesabaran yang tak tergoyahkan. Ia selalu berkata bahwa
Tuhan itu baik, dan pada Salib-lah Ia paling menunjukkan kasih-
Nya sebagai Sahabat yang terbaik.
Beberapa bulan sebelum wafat, St. Dominikus menampakkan
diri kepada Columba dan berkata, “Bersukacitalah, Putriku.
Sebentar lagi Engkau akan dipersatukan dengan Kekasihmu untuk
selama-lamanya.” Hari yang bahagia itu pun tiba pada tanggal
20 Mei 1501, pada malam sebelum Hari Raya Kenaikan Tuhan.
Columba berseru-seru, “Kekasihku, Kekasihku, datanglah, ini sudah
waktunya. Terimalah hamba-Mu, ya Tuhan, terimalah…” lalu ia pun
menyerahkan nyawanya. Persis pada jam yang sama itu, di tempat
lain, jiwa Columba menampakkan diri dalam kemuliaan Surgawi
kepada saudari rohaninya, Beata Osanna dari Mantua, sesama
Dominikan Awam.
Angelella Guadagnoli, Columba Si Merpati yang Setia,
dibeatifikasi pada tanggal 25 Februari 1625 oleh Paus Urbanus VIII.

[/column]

[column width=”1/1″ last=”true” title=”” title_type=”single” animation=”none” implicit=”true”]

Doa
Ya Allah, perawan suci-Mu, Beata Columba, Engkau percantik
dengan perhiasan kemurnian dan kesucian, dan Engkau
membuatnya bercahaya dengan kecemerlangan Surgawi.
Semoga melalui doa-doanya, kami mampu melayani-Mu
dengan pikiran yang murni, sehingga kelak kami layak untuk
menikmati terang kemuliaan-Mu di Surga. Melalui Kristus,
Tuhan kami. Amin.
(Kalender Umum Ordo Pewarta)

[/column]

Bokep Indonesia Terbaru Bokep Jepang Jav Bokep ukthi jilbab GOBETASIA DAYWINBET DAYWINBET GOBETASIA gobet DAYWINBET SLOT GACOR BOKEP INDO BOKEP INDONESIA