SANTA KATARINA DARI SIENA

Published by

Date

[text_divider type=”double”]

SANTA KATARINA DARI SIENA
(1347-1380)

[/text_divider]

[column width=”1/1″ last=”true” title=”” title_type=”single” animation=”none” implicit=”true”]

• Nama lain: Caterina Benincasa, Perawan Serafik
• Simbol/atribut: wanita dengan jubah Ordo Ketiga
Dominikan mengenakan mahkota duri; dengan stigmata
di kedua tangannya; sedang ekstase; sedang memandang
salib; bunga lili; buku; perkawinan mistik dengan Kristus
• Pelindung: Dominikan Awam, negara Italia, duta besar,
pemadam kebakaran, perawat, melawan penyakit
jasmaniah, melawan kebakaran, melawan godaan seksual,
melawan keguguran
• Pesta: 29 April, 3 April (menghormati stigmatanya)

[/column]

[column width=”1/1″ last=”true” title=”” title_type=”single” animation=”none” implicit=”true”]

Katarina lahir pada Hari Raya Kabar Sukacita, 25 Maret
1347, tidak sampai setahun sebelum Wabah Hitam melanda Eropa.
Ayahnya, Giacomo Benincasa, adalah seorang tukang pewarna kain,
sementara Lapa ibunya adalah seorang ibu rumah tangga. Keluarga
mereka terbilang cukup berada, dengan pakaian-pakaian bagus,
makanan dan anggur yang selalu tersaji, serta seorang pelayan.
Mereka tinggal di rumah besar di dekat Fontebranda, yakni air
mancur megah di Kota Siena yang menjadi sumber air penting
bagi pertanian dan tukang-tukang pewarna pakaian. Lapa, meski
secara umum berkepribadian baik, lebih keduniawian dibanding
suaminya.
Keluarga Benincasa memiliki begitu banyak anak, sehingga
Lapa tidak sempat menyusui sendiri anak-anaknya itu. Hanya
Katarina-lah yang disusui oleh ibunya, sebab ia tidak memiliki adik
lagi sampai beberapa lama. Anak ke-25 dan yang terakhir baru
lahir setelah Katarina disapih. Setengah dari putra-putri Benincasa
meninggal dalam masa kanak-kanak akibat Wabah Hitam.
Katarina menjadi anak kesayangan keluarga dan tetanggatetangga.
Ia gadis yang periang, lincah, dan mampu memberikan
kata-kata penghiburan dan penyemangat bagi siapa pun. Begitu
menyenangkan dirinya hingga ia sering “dipinjam” oleh tetangga
yang hanya ingin mendengarnya berbicara. Demikianlah, sebelum
Katarina beranjak besar dan menjadi berkenan kepada Allah, ia
lebih dahulu berkenan kepada hati manusia.
Penglihatan mistik pertama Katarina terjadi saat ia
berusia enam tahun, dalam perjalanan pulang dari rumah kakak
perempuannya yang telah menikah. Di tengah jalan ia melihat
sosok Tuhan Yesus diapit Rasul Petrus, Paulus, dan Yohanes. Sejak
peristiwa tersebut, hati Katarina sepenuhnya berkobar hanya demi
Kristus. Ia meninggalkan jalan-jalannya
yang kekanak-kanakan
dan mulai serius bergumul dalam perkara-perkara Surgawi. Ia
mencari tempat-tempat tersembunyi dan mencambuk diri sambil
mengulangi Bapa Kami dan Salam Maria. Pada usia tujuh tahun
Katarina terinspirasi untuk mengucapkan janji keperawanan abadi.
Ia juga mulai berhenti makan daging sebagai matiraga. Hal ini tidak
diberitahukannya kepada keluarga.
Saat Katarina memasuki usia remaja, Lapa mulai gelisah
karena putrinya itu tidak kunjung dekat dengan seorang laki-laki.
Karena terus-menerus dipaksa, Katarina, atas saran dari bapa
pengakuannya, akhirnya memutuskan untuk memotong pendek
rambut panjangnya yang keemasan di hadapan kedua orang tuanya.
Mereka marah besar lalu menghukum Katarina bekerja kasar
sebagai pelayan di rumah mereka sendiri. Katarina mengatasi hal
itu dengan membayangkan ayahnya sebagai Tuhan Yesus, ibunya
sebagai Bunda Maria, dan kakak-kakaknya sebagai para rasul
dan murid Tuhan. Ini membuatnya mampu untuk tetap melayani
mereka dengan penuh semangat dan keceriaan yang ajaib.
Sementara itu, Katarina masih melanjutkan praktik-praktik
asketiknya dengan setia. Ia mencampur setitik anggur dengan
banyak air sehingga anggur yang diminumnya selalu encer tanpa
rasa. Ini berkembang menjadi hanya minum air sumur dan makan
sayur-sayuran mentah. Kemudian, ia mulai tidur di atas papan
dengan sepotong kayu sebagai bantal. Ia bahkan mengenakan
seutas rantai yang ketat di sekeliling tubuhnya hingga menyebabkan
kulitnya berdarah-darah. Matiraga Katarina yang keras membuat
tubuhnya semakin kurus dan kecil, namun jiwanya semakin sehat
dan segar-bugar.
Akhirnya, Giacomo, sang ayah yang lebih peka terhadap halhal
Ilahi, menyuruh keluarganya berhenti menghukum Katarina,
setelah ia melihat seekor burung merpati terbang di atas kepala
putrinya saat ia sedang berdoa. Namun, penderitaan dari hukuman
yang berlangsung cukup lama itu terlanjur membuat Katarina
semakin mencintai Allah dan semakin berkobar semangatnya
untuk menyelamatkan jiwa-jiwa. Ia menerima jubah Ordo Ketiga
Dominikan dengan penuh rasa syukur dalam usia 16 tahun. Ia
merupakan gadis perawan pertama yang diterima sebagai anggota
(pada waktu itu Ordo Ketiga hanya mau menerima janda-janda
lanjut usia, demi menghindari skandal).
Setelah menjadi Dominikan, Katarina tetap tinggal di rumah
orang tuanya. Puncak pengalaman mistiknya terjadi pada hari
Selasa sebelum Rabu Abu pada tahun 1366, saat ia berusia 19 tahun.
Sesuai tradisi, hari Selasa sebelum Rabu Abu dirayakan orang-orang
Siena dengan karnaval dan pesta-pesta penuh makanan. Sementara
itu, Katarina berdoa sendirian di kamarnya. Ketika itulah Tuhan
Yesus muncul, ditemani Bunda-Nya dan sekelompok Orang Kudus,
termasuk St. Dominikus, St. Yohanes Penginjil, Rasul Paulus, dan
Raja Daud dengan harpanya. Bunda Maria menyatukan tangan
Katarina dan tangan Putranya, menikahkan mereka secara mistik.
Sebagai tanda perkawinan, Yesus menyematkan di jari telunjuk
pengantin-Nya sebuah cincin berlian yang selanjutnya hanya bisa
dilihat oleh Katarina sendiri. Cincin berlian tersebut menandakan
iman yang tak tergoyahkan, layaknya berlian yang keras, dan bagi
Katarina, cincin itu merupakan sebuah jaminan Ilahi akan iman
yang kuat sebagai bekal misi hidupnya yang besar.
Pada lain kesempatan, Yesus menampakkan diri lagi dan
menyuruh Katarina meminum Darah-Nya langsung dari luka
lambung-Nya yang suci. Dalam penampakan yang lain, Kristus
datang mengambil jantung Katarina dan menukarnya dengan
jantung-Nya sendiri yang Mahakudus. Katarina juga menerima
stigmata berupa luka di kedua tangan dan kedua kakinya, luka di
lambungnya, dan luka-luka di kepala yang berasal dari mahkota
duri. Namun karena rendah hati, ia memohon kepada Tuhan agar
stigmata itu hanya bisa dilihat oleh dirinya sendiri. Dan terjadilah
apa yang dimohonkannya itu.
Namun tidak seluruhnya pengalaman rohani Katarina berasal
dari Surga. Tuhan juga mengizinkannya mengalami siksaan dan
godaan setan yang hebat. Mula-mula setan menghadirkan godaaangodaan
kedagingan: muncul dalam pikiran Katarina fantasi-fantasi
dan keinginan-keinginan kotor. Kemudian serangan bertambah
agresif, setan menunjukkan
dengan gambar-gambar pria dan
wanita melakukan hal-hal tidak senonoh, yang menertawakannya
dan menggodanya
untuk bergabung bersama mereka. Tidak hanya
itu, setan mengerumuni kamarnya dengan bayangan hitam pekat
seperti segerombolan lalat, dan membuat Salib di kamarnya hitam
legam. Dengan banyak doa, matiraga, waktu-waktu panjang di
Gereja, serta menyebut nama Yesus berulang kali, setelah beberapa
lama serangan tersebut akhirnya surut. Dalam penampakan lain
lagi, Tuhan menghibur Katarina dan meyakinkannya bahwa fakta ia
merasa jijik terhadap godaan-godaan tersebut menandakan bahwa
Tuhan tetap bersemayam di dalam hatinya.
Setelah bertahun-tahun menimba kepenuhan rohani
dalam suasana kontemplatif tinggi di rumahnya, Tuhan akhirnya
memanggil Katarina untuk terjun ke dalam pelayanan
aktif. Mulamula
Katarina membaktikan dirinya di Rumah Sakit Misericordia
sebagai pekerja sukarela. Katarina diberi karunia untuk bertahan
tidak tidur selama 20 jam lebih, sehingga ia sanggup melayani
pasien-pasien sementara rekan kerjanya yang lain beristirahat.
Ia juga menambah karya amalnya dengan memakamkan sendiri
pasien-pasien yang meninggal.
Bahkan kerasulan aktif Katarina tidak lepas dari penyertaan
Allah. Berbagai mukjizat dikerjakan Allah untuk membantu
Katarina melayani lebih banyak orang. Ia menggandakan
makanan,
mampu membuat roti lezat dari adonan yang sudah berjamur,
menyembuhkan orang-orang sakit pes, serta mempertobatkan
narapidana yang hendak dihukum mati. Katarina juga masih
mengalami ekstase-ekstase saat ia sedang di Gereja, dan hal ini
membuat iri hati sejumlah orang, termasuk sesama anggota Ordo
sendiri. Mereka memfitnah Katarina sebagai orang gila, tukang
pamer, sok suci. Beberapa imam bahkan menolak memberikan
Komuni Kudus kepada Katarina.
Saat Katarina menginjak usia 27 tahun, reputasi dan
pengaruhnya telah mencapai hierarki sosial dan religius yang
tertinggi. Ini berarti gosip miring tentang dirinya juga semakin
kencang berhembus. Pada bulan Mei 1374, Katarina menerima
surat panggilan dari Master Jenderal Ordo Dominikan, Pater Elias
dari Toulouse. Di hadapan petinggi-petinggi Ordonya sendiri,
Katarina diinterogasi dari puasa berkepanjangan yang ia jalani,
dukungannya terhadap Perang Salib yang dianggap terlalu
berlebihan, hingga tulisan-tulisannya yang dicurigai karena
mengandung kedalaman spiritualitas yang belum pernah dikenal
sebelumnya. Meskipun akhirnya Ordo tidak menemukan kesalahan
apapun pada dirinya, mereka memutuskan untuk menunjuk salah
satu orang kepercayaan mereka, yang tidak lain adalah Beato
Raymundus dari Capua, sebagai bapa pengakuan dan penasihat
rohani Katarina. Walau Katarina terkenal sebagai sosok yang
kontroversial, tak urung orang-orang saleh serta para pendosa yang
telah bertobat, mulai mengikutinya sebagai murid, karena tertarik
dengan karismanya yang suci dan ajaran-ajarannya yang Ilahi.
Jasa terbesar St. Katarina bagi Gereja adalah keberhasilannya
membujuk Paus Gregorius XI kembali dari Avignon ke Roma. Jauh
sebelum drama kehidupan St. Katarina dimulai, Gereja di Eropa
lebih dulu didera konflik panjang (1295-1303) antara negara dan
Gereja, yakni antara Raja Philip IV dari Prancis dan Paus Bonifasius
VIII. Konflik ini menyebabkan terpilihnya Paus Klemens V di Lyons,
Prancis, yang selanjutnya bertakhta di Avignon, sebuah daerah di
pinggiran Prancis yang dianggap cukup aman dari campur tangan
Raja Philip dan juga cukup jauh dari kekacauan di Italia. Kepausan
Klemens V di Avignon mengawali “pengasingan di Babilonia” bagi
kepausan yang berlangsung selama 70 tahun, dan merupakan
masa-masa kejatuhan kekuasaan serta wibawa kepausan.
Katarina dengan sabar membujuk Gregorius XI melalui suratsurat
dan audiensi umum maupun audiensi pribadi. Gregorius XI
akhirnya meninggalkan Istana Kepausan Avignon pada tanggal 13
September 1376. Rombongan kepausan tiba di Roma pada tanggal
17 Januari 1377 diiringi sorak-sorai dan haru-biru penduduk Roma,
yang luar biasa bahagia melihat Sang Bapa Kekristenan akhirnya
kembali ke takhtanya yang sah, yakni takhta Santo Petrus. Setelah
Gregorius XI meninggal dan digantikan Urbanus VI, Katarina
dipanggil lagi ke Roma sebagai penasihat kepausan.
Urbanus VI ingin melanjutkan usaha reformasi Gereja,
dan ini didukung Katarina dengan menasihatinya agar memilih
kardinal-kardinal yang saleh. Tetapi Urbanus ternyata memiliki
temperamen yang emosional, sehingga para kardinal frustrasi.
Mereka berkumpul dalam konklaf baru dan melantik Robert dari
Jenewa sebagai Anti-Paus (Paus saingan) dengan nama Klemens
VII. Kekristenan terpecah, dan dimulailah Skisma Gereja Barat: dua
Paus, dua Kuria.
Umat menjadi bingung mengenai siapa Paus yang benar.
Kongregasi-kongregasi, biara-biara, dan paroki-paroki banyak
yang terpecah dalam menentukan dukungan mereka. St. Katarina
tidak pernah ragu. Ia menyatakan bahwa Urbanus-lah penerus
Santo Petrus yang sah. Ia menulis kepada Sri Paus, memintanya
agar tetap teguh dalam usaha reformasinya namun bertindak dan
berbicara dengan lebih lembut. Kepada para kardinal Prancis yang
mengangkat Anti-Paus, Katarina menulis dengan tajam, menyebut
mereka “jelmaan iblis.” Pada waktu itu, Master Jenderal Ordo
Dominikan berpihak kepada Anti-Paus, sedangkan posisi Katarina
yang tetap setia kepada Urbanus VI membuatnya dianggap tidak
taat dan ia diolok-olok “lebih pintar daripada master jenderal”.
Skisma Gereja Barat tetap berlangsung sampai hampir 40 tahun
lamanya, jauh sesudah Katarina meninggal. Kejadian skisma ini
sempat dianggap sebagai kegagalan perjuangan St. Katarina.
Orang mulai menuduhnya sebagai penasihat iblis, sebab nasihatnasihatnya
tampak tidak efektif dan justru memecah-belah tubuh
Gereja.
Katarina menghabiskan 17 bulan sisa hidupnya di Roma,
menyaksikan dengan pedih bagaimana kejahatan dan kesesatan
muncul di mana-mana akibat skisma. Beban berat menindih
tubuhnya yang sudah kurus dan lemah dari puasa dan matiraga
bertahun-tahun. Tuhan mengizinkan ular-ular Neraka yang
meracuni Gereja, berbalik mengganyang Katarina. Dicatat oleh
Beato Raymundus, mereka menyiksanya
dengan begitu kejam
dan begitu menyakitkan hingga Raymundus percaya bahwa tidak
mungkin Katarina dapat menanggungnya jika bukan karena
rahmat istimewa. Pada hari-hari terakhirnya pun, ia masih sempat
memanggil para pengikutnya dan memberikan wasiat serta
instruksi bagi mereka, satu-persatu, secara pribadi
Akhirnya, pada hari Minggu, tanggal 29 April 1380, Sang
Perawan Serafik dari Siena ini menyerahkan jiwanya kepada Kekasih
Surgawinya. Pada waktu itu ia berusia 33 tahun. Demikianlah
Tuhan Yesus yang baik mengabulkan keinginan terakhir putri
kesayangannya itu, yakni, dengan menjadikannya seorang martir—
yakni martir oleh hasrat—sesuai permintaannya. Ia dikanonisasi
pada tahun 1461 oleh Pius II, sesama putra Kota Siena, yang juga
menggubah Ofisi St. Katarina dengan tangannya sendiri.
Sebagai seorang mistikus dan pujangga, St. Katarina
meninggalkan warisan spiritualitas yang amat berharga.
Percakapannya dengan Allah dicatat oleh sekretarisnya dan
dibukukan dengan judul Dialog. Sejumlah surat bimbingan rohani
yang ia kirimkan ke banyak orang dari berbagai latar belakang juga
selamat dari gerusan zaman dan telah diterjemahkan ke banyak
bahasa.
Gereja universal, melalui sejumlah ketetapannya,
mengakui St. Katarina sebagai salah satu putri terbaiknya dan
santa terbesarnya. Sejak 18 Juni 1939, St. Katarina dari Siena
menjadi salah satu dari dua pelindung Italia, bersama dengan St.
Fransiskus dari Assisi. Pada tanggal 3 Oktober 1970, Paus Paulus VI
menggelarinya Doktor Gereja—wanita pertama yang diberi gelar
agung tersebut—dan pada tanggal 1 Oktober 1999 Paus Yohanes
Paulus II mengangkatnya sebagai salah satu dari enam pelindung
Eropa, bersama dengan St. Benediktus dari Nursia, St. Sirilus, St.
Metodius, St. Brigitta dari Swedia, dan St. Edith Stein.

[/column]

[column width=”1/1″ last=”true” title=”” title_type=”single” animation=”none” implicit=”true”]

Doa
Ya Allah, Engkau menghiasi Santa Katarina dengan karunia
kemurnian dan kesabaran yang istimewa. Engkau
memampukannya melawan serangan roh-roh jahat dan berdiri
teguh dalam cinta kepada Nama-Mu yang Tersuci. Semoga kami,
sesuai dengan teladannya, berani menginjak kejahatan dunia
dan mengatasi tipu daya musuh-musuh kami, sehingga kelak
kami boleh melanjutkan perjalanan kami ke dalam kemuliaan-
Mu yang kekal. Melalui Kristus, Tuhan kami. Amin.
(Kalender Umum Ordo Pewarta)

[/column]

Bokep Indonesia Terbaru Bokep Jepang Jav Bokep ukthi jilbab GOBETASIA DAYWINBET DAYWINBET GOBETASIA gobet DAYWINBET SLOT GACOR BOKEP INDO BOKEP INDONESIA