BEATA OSANNA DARI CATTARO

Published by

Date

[text_divider type=”double”]

BEATA OSANNA DARI CATTARO
(1493-1565)

[/text_divider]

[column width=”1/1″ last=”true” title=”” title_type=”single” animation=”none” implicit=”true”]

• Nama lain: Jovana Kosic, Katarina dari Montenegro, Katarina
Kosic, Osanna (Hosanna) dari Kotor, Ozana Kotorska
• Pelindung: Kota Cattaro, Montenegro
• Pesta: 27 April (Kalender Dominikan)

[/column]

[column width=”1/1″ last=”true” title=”” title_type=”single” animation=”none” implicit=”true”]

Ordo Dominikan didirikan dan dikenal sebagai Ordo
kontemplatif-aktif. Oleh karena itu, mungkin mengherankan bagi
beberapa orang bahwa Ordo ini menghormati seorang beata yang
menghabiskan hidupnya sebagai pertapa soliter (Latin: reclusa
incarcerata), yang tidak tinggal dalam sebuah komunitas. Beata
Osanna dari Cattaro adalah nama wanita awam yang mengherankan
itu.
Jovana Kosic lahir pada tanggal 25 November 1493 di desa
Kumano, di daerah Montenegro yang dahulu merupakan bagian
dari negara Yugoslavia. Keluarganya bukan keluarga Katolik. Ia
dibaptis di Gereja Ortodoks Yunani sesuai tradisi orang tuanya.
Ayahnya, kakeknya, dan beberapa orang buyutnya merupakan
imam-imam Ortodoks, sehingga tradisi-tradisi religius mengakar
kuat dalam keluarga Kosic.
Jovana menghabiskan masa kecilnya di padang rumput yang
tenang di pinggir pedesaan, tempat ia menggembalakan kawanan
domba milik keluarga. Oleh sebab ia bekerja sendirian hampir
setiap waktu, maka ia mengembangkan kebiasaan doa kontemplatif
sambil menunggui domba-domba.
Suatu hari, ia menemukan seorang Bayi yang amat manis
tertidur di rerumputan. Tertarik oleh keindahan-Nya, ia mendekati
Bayi tersebut, bermaksud untuk mendekap-Nya. Namun Ia lenyap
begitu saja, sehingga mengherankan Jovana. Hatinya mendadak
dipenuhi oleh rasa kerinduan baru yang tak pernah ia rasakan
sebelumnya. Jovana memberi tahu sang ibu tentang pengalaman
ini, tetapi ibunya hanya tertawa dan mengatakan bahwa Allah tidak
mungkin mengunjungi orang-orang miskin seperti mereka.
Tidak hanya satu kali Kristus menampakkan diri kepada
Jovana sebagai Bayi Kudus. Tetapi karena sudah tahu bahwa orang-
orang di rumah tidak ada yang memercayainya, Jovana menyimpan
semua pengalaman itu di dalam hatinya. Kemudian timbul sebuah
keinginan aneh dalam dirinya untuk pergi ke Cattaro, sebab di sana
ada beberapa Gereja yang diyakini Jovana akan menjadi tempat
yang baik untuk tinggal dan berdoa. Tentu saja ibunya menganggap
keinginan ini aneh, sebab mereka belum pernah melihat sendiri
Kota Cattaro. Tapi bagaimana pun juga ia mengatur keberangkatan
Jovana ke Cattaro dengan cara mempekerjakannya sebagai pelayan
untuk seorang wanita kaya. Mereka tidak tahu bahwa wanita
tersebut adalah orang Katolik yang saleh. Jovana pergi ke Cattaro
dengan penuh sukacita, dan ia melayani majikannya yang baik hati
dengan bersemangat.
Di Cattaro, Jovana meninggalkan tradisi Ortodoks Timur dan
menjadi seorang Katolik. Ia mengubah namanya menjadi Katarina.
Di waktu luangnya ia belajar membaca dan menulis. Ia mempelajari
bahasa Latin dan bahasa Italia, serta banyak membaca Kitab
Suci. Majikannya sama sekali tidak mempermasalahkan Katarina
memperdalam kehidupan rohaninya.
Lambat laun Katarina tidak puas akan hidupnya. Ia masih
menginginkan persembahan hidup yang lebih sempurna kepada
Allah. Secara spesifik, ia mendambakan hidup sebagai pertapa
soliter, terpisah dari siapa pun dan apapun. Pembimbing rohaninya
berpendapat bahwa Katarina masih terlalu muda (waktu itu ia
berusia remaja), tetapi Katarina terus membujuk. Setelah banyak
diskusi dan doa, keduanya memutuskan bahwa Katarina layak
untuk menjadi pertapa.
Kita tidak tahu banyak mengenai bentuk panggilan khusus
ini. Namun di Abad Pertengahan, hampir setiap Gereja atau tempat
ziarah mempunyai satu atau lebih sel terpisah bagi para pertapa
soliter yang membaktikan diri bagi doa dan silih. Sel-sel tersebut
berukuran kecil tanpa isi, dilengkapi dengan dua jendela mungil,
satu untuk si pertapa mendengarkan Misa Kudus dan satu untuk
berinteraksi dengan para peziarah yang hendak memohon doa atau
menyumbangkan makanan. Katarina mengucapkan kaul stabilitas
dalam upacara yang khidmat, lalu masuk ke dalam selnya dan sel
tersebut pun disegel.
Tidak lama setelah itu, bencana gempa bumi menghancurkan
sel pertapaan Katarina, sehingga ia pindah ke sel baru di Gereja
Santo Paulus. Dalam pertapaannya yang kedua ini ia bergabung
dengan Ordo Ketiga Dominikan, dan ia menghabiskan 52 tahun sisa
hidupnya menghayati spiritualitas Dominikan. Ia memilih nama
baru Osanna, sebab ia mengagumi Beata Osanna dari Mantua, awam
Dominikan yang baru meninggal beberapa tahun sebelumnya.
Hidupnya sebagai pertapa soliter dipenuhi dengan laku
matiraga, hampir tanpa kenyamanan apapun. Katarina, kini disebut
Osanna, mengenakan pakaian yang paling kasar, nyaris tidak makan
apapun, dan harus bertahan dalam segala cuaca dan dalam ruangan
sel yang sempit. Namun sel itu seringkali menerima kunjungan dari
beberapa penghuni Surga. Kristus sering menampakkan Diri-Nya
dalam rupa Bayi yang dahulu dilihat Osanna di padang rumput.
Bunda Maria juga datang ditemani Orang-orang Kudus. Osanna juga
beberapa kali kedatangan tamu tak diharapkan, yaitu setan-setan
yang berusaha menggodanya untuk menghentikan doa-doanya.
Sekali waktu ada setan yang menyamar sebagai Bunda Maria dan
memerintahkan Osanna untuk meringankan matiraganya. Dengan
ketaatan sederhana pada pembimbing rohaninya, Osanna dapat
dengan mudah menguak tipu daya itu dan mengusir si setan dari
selnya.
Orang mungkin bertanya, apabila Osanna mengucilkan diri
seperti itu, di manakah letak aspek pewartaan yang menjadi ciri
khas Dominikan?
Patut diketahui bahwa hidup Osanna yang seorang diri itu
sama sekali jauh dari sifat egois. Sekelompok wanita Ordo Ketiga
yang berdiam di dekat lokasi sel Osanna kerap mengunjunginya
untuk memohon nasihat-nasihat rohani. Dengan senang hati
Osanna membagikan penghayatan spiritualnya kepada mereka
dan mengajarkan mereka kebenaran-kebenaran Ilahi yang
diperolehnya dari pengalaman mistik. Wanita-wanita Ordo Ketiga
itu menganggap Osanna sebagai pemimpin mereka, bahkan
menyebutnya sebagai pendiri komunitas walau Osanna sendiri
malah belum pernah melihat rumah komunitas tersebut.
Tidak hanya para anggota Ordo, penduduk sekitar Cattaro
pun berbondong-bondong menjadi pengikut Osanna yang setia.
Mereka menjulukinya “Guru Mistisisme”, “Sangkakala Roh Kudus”,
juga “Perawan Penebar Kedamaian” dan “Malaikat Perdamaian”,
oleh sebab nasihat Osanna seringkali berhasil mendamaikan pihakpihak
yang berseteru.
Ketika pada tahun 1539 kota itu terancam oleh invasi
pasukan Muslim dari Kekaisaran Ottoman Turki, mereka berlari
kepada Osanna memohon perlindungannya. Kota Cattaro akhirnya
diluputkan dari invasi, dan masyarakat menganggap keselamatan
mereka sebagai hasil dari doa-doa Osanna. Di lain waktu, kota itu
juga secara ajaib diselamatkan dari bahaya wabah penyakit.
Osanna sang pertapa awam meninggal dalam usia 72 tahun.
Ia dimakamkan dengan penuh hormat di Gereja Santo Paulus,
kemudian tahun 1807 dipindahkan ke Gereja Santa Maria di kota
yang sama, setelah pasukan Prancis mengubah Gereja Santo Paulus
menjadi gudang. Ia dibeatifikasi pada tahun 1934 oleh Paus Pius XI
dan diangkat sebagai pelindung Kota Cattaro, Montenegro.

[/column]

[column width=”1/1″ last=”true” title=”” title_type=”single” animation=”none” implicit=”true”]

Doa
Ya Allah yang Maharahim, nyalakanlah api kecintaan akan Salib
Kristus di dalam hati kami. Semoga melalui doa dan hidup Beata
Osanna, hamba-Mu, yang menderita bagi persatuan Gereja,
kami boleh ikut ambil bagian baik dalam sengsara-Mu maupun
kemuliaan-Mu. Melalui Kristus, Tuhan kami. Amin.
(Kalender Umum Ordo Pewarta)

[/column]

Bokep Indonesia Terbaru Bokep Jepang Jav Bokep ukthi jilbab GOBETASIA DAYWINBET DAYWINBET GOBETASIA gobet DAYWINBET SLOT GACOR BOKEP INDO BOKEP INDONESIA