SANTO LOUIS DE MONTFORT

Published by

Date

[text_divider type=”double”]

SANTO LOUIS DE MONTFORT
(1673-1716)

[/text_divider]

[column width=”1/1″ last=”true” title=”” title_type=”single” animation=”none” implicit=”true”]

• Nama lain: Louis Marie Grignon de Montfort
• Pelindung: Legio Mariae
• Pesta: 28 April

[/column]

[column width=”1/1″ last=”true” title=”” title_type=”single” animation=”none” implicit=”true”]

Nama Santo Louis de Montfort dikenal luas pada zaman ini
oleh karena popularitas buku-buku Maria yang ditulisnya (Devosi
Sejati kepada Maria, Rahasia Rosario, Konsekrasi Total kepada
Yesus Kristus melalui Maria). Yang tidak banyak diketahui adalah
hubungan Sang Kudus dengan Ordo Dominikan. St. Louis mewakili
bagian penting dari Keluarga Dominikan, yaitu Ordo Ketiga, yang
anggotanya mencakup imam-imam sekuler (diosesan) dan orang
awam. Walau St. Louis baru bergabung saat ia berusia 37 tahun,
namun ia melakukannya dengan keyakinan penuh bahwa dari
jauh-jauh hari Allah telah membentuknya hatinya sebagai hati
Dominikan.
Louis Grignon, lahir tahun 1673 di Montfort-sur-Meu,
berlokasi di Brittany, Prancis. Ia merupakan anak kedua dari 18
bersaudara. Sebagai kanak-kanak, Louis senang mendorong adikadik
dan teman-temannya untuk mendaraskan Rosario dengan
memberikan mereka hadiah-hadiah kecil. Pada usia 12 tahun,
ia masuk sekolah Yesuit St. Thomas Becket di Rennes, tempat
pamannya berkarya sebagai imam paroki. Di sekolah itulah bibitbibit
semangat Dominikan mulai tersemai di hatinya. Louis tertarik
pada konsep misionaris pengembara, yang menginspirasinya
untuk menjadi pewarta di tengah kaum miskin. Ia juga mulai
mengembangkan devosi yang kuat kepada Bunda Maria.
Karena prestasi sekolahnya yang baik dan kehidupan
rohaninya yang mendalam, Louis memperoleh kesempatan
untuk belajar di Seminari Saint-Sulpice yang bergengsi di Paris.
Waktu itu tahun 1693, usianya 20 tahun. Sayangnya, uang yang
diperolehnya dari penderma ternyata tidak cukup untuk biaya
hidup di Paris. Tanpa disadarinya, kondisi ini menyebabkan
Louis mulai mengadopsi cara hidup Dominikan. Ia menempuh
perjalanan 230 mil ke Paris seluruhnya dengan berjalan kaki. Ia
tiba di kota itu dengan penampilan tak ubahnya seperti pengemis,
dan ia terpaksa tinggal berpindah-pindah dari satu penginapan
murah ke penginapan murah lainnya. Ia pun memutuskan untuk
membatalkan studinya di Saint-Sulpice, dan ia masuk ke seminari
yang diperuntukkan bagi siswa miskin. Diduga, di sinilah Louis
mengganti nama belakang “Grignon” dengan “de Montfort” agar
orang lebih mudah mengaitkannya dengan desa kecil Montfort-sur-
Meu yang sederhana.
Kurang dari dua tahun di Paris, karena kurang gizi dan
tertular penyakit, Louis harus dirawat inap di rumah sakit. Sepulang
dari perawatan, Louis terkejut menerima berita bahwa sudah
ada tempat disiapkan baginya di Saint-Sulpice. Tidak hanya itu,
Louis juga ditunjuk sebagai pustakawan seminari. Posisi tersebut
memberinya kesempatan berharga untuk mengakrabi karya-karya
St. Thomas Aquinas dan devosi terhadap Bunda Maria sepanjang
sejarah Kekristenan, terutama mengenai konsekrasi kepada Yesus
melalui Bunda Maria. Risetnya inilah yang kelak membuahkan
metode konsekrasi Montfortian, walau sepanjang hidupnya Louis
bersikeras bahwa caranya itu sama sekali tidak baru, melainkan
hanya melanjutkan dari tradisi lama Gereja.
Louis ditahbiskan sebagai imam pada tahun 1700, dalam usia
27 tahun. Sebetulnya, cita-cita Louis adalah bermisi ke tanah asing,
terutama ke Kanada, yang waktu itu merupakan Koloni Prancis
terbaru. Ia sempat menulis, “Aku ingin memberikan diriku bagi
karya misi, khususnya mengajar katekese kepada kaum miskin. Aku
memiliki hasrat yang kuat untuk membuat Tuhan dan Bunda-Nya
semakin dikasihi, dan untuk hidup sederhana di tengah masyarakat
sederhana di negeri asing.” Akan tetapi, pembimbing rohani
dan para superiornya menolak permintaan tersebut, dan malah
menugaskan Louis ke Nantes, Prancis Barat. Walau ia menerima
keputusan itu dengan taat, Louis tidak dapat menyembunyikan
rasa frustrasi karena menurutnya ia telah kehilangan kesempatan
untuk mewartakan dan mempertobatkan jiwa-jiwa.
Impian Louis untuk bermisi tidak mudah pudar. Ketika ia
berkesempatan berziarah ke Roma, ia membujuk Sri Paus untuk
mengirim dirinya ke daerah Timur Jauh. Namun bahkan Sri Paus
menolak dan meyakinkan dirinya bahwa panggilan Louis bukanlah
mewarta di tanah asing, melainkan memerangi kesesatan di
negerinya sendiri. Berbekal peneguhan ini, Louis pun akhirnya
menetap di Nantes dan membaktikan diri sepenuhnya untuk meng-
Injili berbagai provinsi di sebelah barat Prancis. Seperti halnya
Bapa St. Dominikus memerangi kesesatan Albigensianisme, Louis
bekerja melawan kesesatan Jansenisme dengan mewartakan kuasa
keselamatan dari Salib Kristus dan juga cinta kepada Bunda Maria
dan Rosario Suci. Louis begitu berdevosi kepada Rosario, sehingga
ke mana pun ia pergi, ia mendirikan Persaudaraan Rosario Suci dan
mengusahakan pertemuan anggota setiap hari. Ia juga mengadakan
banyak retret dan misi-misi lokal berupa sekolah, rumah sakit, dan
restorasi Gereja-gereja yang sudah rusak.
Agar semakin efektif mewartakan, pada bulan November
1710 Louis memutuskan untuk bergabung dengan Ordo Ketiga
Dominikan di Biara Ordo Pewarta di Nantes. Selain dengan doa,
Louis memperkuat daya pewartaannya dengan puasa dan laku silih.
Ia bahkan mengorbankan kesenangannya akan kegiatan melukis,
dan mempersembahkan bakat menulisnya hanya untuk melayani
Tuhan, dalam bentuk tulisan rohani, puisi, dan madah-madah.
Keberhasilan Louis mempertobatkan banyak orang segera
membuat dirinya menjadi musuh kaum Jansenist. Mereka berupaya
menghasut para uskup dan pejabat kota dengan fitnah-fitnah terkeji.
Sekali peristiwa, ketika Louis hampir selesai mendirikan replika
Bukit Golgota di Desa Pontchateau, ia tiba-tiba dilarang untuk
melanjutkan projek tersebut lalu diusir dari Keuskupan Nantes.
Kejadian ini adalah hasil fitnah orang-orang Jansenist kepada
gubernur. Mereka membisikkan bahwa Louis sedang membangun
benteng untuk memudahkan pemberontak melawan pemerintah.
Meski demikian Louis menengadahkan kepalanya ke Surga dan
berkata dengan tenang, “Terberkatilah Allah. Terberkatilah Allah.
Aku tidak mencari kemuliaanku sendiri, melainkan kemuliaan
Allah. Semoga aku diperkenankan menerima ganjaran yang sama
dengan yang seharusnya kuterima seandainya aku berhasil.” Dalam
cobaan pahit ini ia hanya melihat terjadinya kehendak Allah, dan ia
pun puas dengan itu.
Di pengungsiannya di La Rochelle, Louis diracun oleh
beberapa orang Protestan Kalvinis yang membencinya. Upaya
tersebut gagal, namun Louis harus menderita sisa efek racun
tersebut sepanjang hayatnya. Di lain kesempatan, sekelompok
orang tak dikenal juga berupaya membunuhnya di tengah jalan yang
gelap pada waktu malam. Namun Allah ternyata tidak mengizinkan
hambanya meninggal dengan cara demikian.
Louis de Montfort meninggalkan bagi kita tiga institusi
religius, yaitu Serikat Maria, Kongregasi Suster Putri-Putri
Kebijaksanaan, dan asosiasi lay brothers bernama Saudara-Saudara
Santo Gabriel. Ia juga mewariskan banyak tulisan tentang Bunda
Maria yang hingga kini menghiasi khazanah literatur Katolik dunia.
Naskah Devosi Sejati kepada Maria baru ditemukan pada tahun
1842, yakni 126 tahun setelah wafatnya, dan diterbitkan pertama
kali pada tanggal 12 Mei 1853 setelah dinyatakan bebas dari
kesesatan teologis.
Sang hamba Allah yang setia terus berkarya dalam doa,
silih, dan pewartaan di bawah motto pribadinya, “Allah saja”. Ia
meninggal di Saint-Laurent-sur-Sèvre pada tanggal 28 April 1716,
ketika usianya 43 tahun. Louis de Montfort dibeatifikasi oleh Paus
Leo XIII pada tahun 1888 dan dikanonisasi sebagai santo pada
tahun 1947 oleh Paus Pius XII.

[/column]

[column width=”1/1″ last=”true” title=”” title_type=”single” animation=”none” implicit=”true”]

Doa
Ya Allah, Engkau membuat pengaku iman-Mu, Santo Louis
Marie, menjadi pewarta yang mengagumkan. Ia mewartakan
misteri Salib dan Rosario Suci, dan melalui dirinya Engkau pun
berkenan mendirikan keluarga religius baru di dalam Gereja-
Mu. Semoga oleh doa-doa dan jasa-jasanya, serta melalui
hidup, wafat, dan kebangkitan Putra Tunggal-Mu, kami boleh
menerima ganjaran keselamatan kekal. Melalui Kristus, Tuhan
dan Juruselamat kami. Amin.
(Kalender Umum Ordo Pewarta)

[/column]

Bokep Indonesia Terbaru Bokep Jepang Jav Bokep ukthi jilbab GOBETASIA DAYWINBET DAYWINBET GOBETASIA gobet DAYWINBET SLOT GACOR BOKEP INDO BOKEP INDONESIA