(1487-1547)
-
Nama lain: Lucy dari Narni, Lucia Broccadelli, Lucia Broccolelli, Lucia de Alessio
-
Pesta: 14 November (Kalender Dominikan)
Katarina de Mattei lahir di desa kecil Piedmont, yang melarat akibat perang. Rumahnya berupa gubuk tua yang seperti mau roboh, terekspos pada berbagai kondisi cuaca yang tak menentu. Buruknya lingkungan tempat tinggal Katarina dibarengi dengan buruknya kondisi keluarga. Ayah Katarina, sebelum pecah perang, merupakan tukang kunci yang cukup sukses, tetapi kini menjadi pengangguran hingga jatuh ke dalam depresi.
Ibu Katarina menyokong perekonomian keluarga dengan memintal pakaian kasar seadanya. Katarina dan saudara laki-lakinya tumbuh dalam percekcokan rumah tangga, suara mesin pemintal tua yang ribut, serta atmosfer kepahitan kedua orang tua mereka yang masih belum dapat menerima kemiskinan ekstrem yang melanda mereka itu.
Kondisi ini nampaknya sangat tidak ideal untuk perkembangan kekudusan, tetapi Katarina kecil sejak usia lima tahun sudah mulai menerima pengalaman-pengalaman mistik yang akan berlanjut seumur hidupnya. Bunda Maria menampakkan diri dan mempertunangkannya secara mistik kepada Kanak-kanak Yesus, di hadirat para Malaikat dan Orang Kudus, terutama Santo Hieronimus, Santo Petrus dari Verona, dan Santa Katarina dari Siena. Dalam penglihatannya, Kristus mempersem-bahkan tiga orang suci itu sebagai pelindung istimewa Katarina, di samping Malaikat pelindung yang telah hadir sejak kelahirannya.
Sejak saat itu, Katarina dikaruniai sejumlah ekstase dan penampakan. Apabila Kristus mendatangi dirinya, Ia selalu tampil sebagai Kanak-kanak seusianya. Satu waktu Katarina tak sengaja memecahkan cangkir kesayangan ibunya. Ia menangis karena takut dimarahi dan dihukum. Tiba-tiba Kanak-kanak Kudus muncul dan memunguti pecahan-pecahan cangkir itu lalu mengembalikannya ke keadaan semula. Di lain waktu, Kanak-kanak Kudus muncul dengan memanggul Salib. Katarina menawarkan diri untuk menolong-Nya, namun Salib itu begitu berat dan kasar hingga menimbulkan luka di bahu Katarina. Stigmata unik ini bertahan hingga akhir hayatnya.
Kristus juga secara ajaib memberikan uang dan menggandakan makanan ketika keluarga Katarina dilanda kelaparan ekstrem. Saat ia menginjak usia 14 tahun, ia berdoa subuh-subuh pada hari Pesta Santo Stefanus, memohon Sang Martir Pertama untuk membantunya menjaga kemurnian sebagai seorang perawan. Santo Stefanus menampakkan diri dalam doanya, dan mendorong Katarina agar ia teguh dan berani, sebab doa-doanya telah didengar dan ia akan segara dipenuhi oleh Roh Kudus.
Kemudian tiga garis cahaya turun ke atas Katarina dibarengi suara yang berkata, “Aku datang untuk tinggal di dalam Engkau, untuk menyucikanmu, menerangimu, mengobarkanmu, dan menggerakkan jiwamu.” Roh Kudus kembali tercurah atasnya dalam tiga waktu yang berbeda. Satu kali dalam bentuk merpati, satu kali berbentuk awan terang, dan terakhir dalam rupa lidah api. Tidak berhenti sampai situ.
Pada satu malam Natal, ketika Katarina sedang hening mengkontemplasikan kelahiran Juruselamatnya, Malaikat pelindungnya memindahkan Katarina ke Bethlehem, di situ ia mampu memandang bahkan menggendong Kanak-kanak Kudus dari tangan Bunda Maria. Pada kesempatan lain, Kristus mengambil jantung hati Katarina untuk dibersihkan dan disucikan dengan tangan-Nya sendiri, lalu dikembalikan ke dalam tubuhnya dengan ukiran emas, “Jesu, spes mea” (“Yesus, Pengharapanku”).
Seperti Santa Katarina dari Siena, pelindungnya, Katarina de Mattei juga ingin menjadi anggota Ordo Ketiga Dominikan. Setelah banyak pertentangan dari keluarga, ia akhirnya menerima jubah Ordo yang ia dambakan. Tetapi orang-orang banyak yang menjadi takut akan Katarina. Gosip jahat mulai tersiar berkenaan dengan cahaya-cahaya asing dan suara misterius yang kerap terdengar dari kamarnya. Banyak yang mempertanyakan otentisitas karunia supranatural yang dimiliki Katarina, dan kemudian melecehkannya sebagai penipu dan tukang cari perhatian.
Dengan mata iman, kita memercayai bahwa penganiayaan ini adalah pekerjaan kotor iblis, yang membenci Katarina karena ia memiliki pengaruh besar atas keselamatan jiwa-jiwa. Kristus telah mengaruniai Katarina dengan kemampuan-kemampuan unik dalam menyelamatkan para pendosa. Seringkali ia dipindahkan secara ajaib ke rumah-rumah yang jauh untuk memperingatkan penghuninya akan bahaya rohani yang mengancam. Doa-doa dan laku silih Katarina memperoleh pelepasan banyak jiwa dari Api Penyucian.
Kadang ia juga diizinkan oleh Allah untuk menanggung sebagian dari penderitaan jiwa-jiwa tersebut, sehingga mempercepat diterimanya mereka ke dalam Surga. Begitu jahat dan intens gosip-gosip tersebut hingga mencapai telinga para superior Ordo, yang memandangnya dengan jijik dan mengusirnya dari kampung halamannya. Katarina terpaksa pindah dari Piedmont ke Racconigi, tempat ia menetap hingga ajal menjemput. Di Racconigi, Katarina menjadi penasihat rohani bagi kaum kaya dan penghibur bagi kaum miskin. Orang-orang mendatanginya untuk mendapatkan nasihat, doa, dan kadang juga bantuan materil.
Ia juga diberi kesempatan untuk pindah lokasi ke sel Beata Lucia dari Narnia untuk membantu meringankan kesusahan serta kesepiannya. Karya kerasulan yang dikerjakannya dengan begitu giat ini amat menakjubkan, mengingat Allah mengizinkan pula iblis untuk menyerang dan menyiksa fisik Katarina. Namun Katarina seperti tak kenal lelah, sebab kekuatannya bersumber dari tempat yang luhur. Ia senantiasa bertekun dalam doa, matiraga, dan karya amal kasih.
Katarina de Mattei meninggal dalam kesunyian, tanpa sahabat dan tanpa bapa pengakuan, pada tanggal 4 September 1547, dalam usia 62 tahun. Mukjizat-mukjizat timbul bahkan sesudah kematiannya. Mereka yang menganiaya Katarina semasa hidupnya disadarkan akan kesuciannya. Di muka publik mereka mencabut segala fitnah yang pernah diutarakan mengenai Katarina. Ia dibeatifikasi sebagai Beata Katarina dari Racconigi oleh Paus Pius VII.
Doa
Ya Tuhan, Pengharapan kami, Engkau memperkaya Beata Katarina dengan limpahan karunia dan rahmat Surgawi. Jiwanya siap menerima semua itu oleh karena hatinya lebih dulu dipenuhi dengan Engkau sendiri. Semoga melalui doadoanya, hati kami pun terpancang pada-Mu saja, sebab demi kamilah Engkau terpancang pada kayu Salib. Amin.
(Kalender Umum Ordo Pewarta)