[column width=”2/3″ title=”” title_type=”single” animation=”none” implicit=”true”]

[/column]

[column width=”1/3″ last=”true” title=”” title_type=”single” animation=”none” implicit=”true”]

[/column]

[column width=”1/1″ last=”true” title=”” title_type=”single” animation=”none” implicit=”true”]

Santo Yohanes Macias

Santo Yohanes Macias adalah santo yang disayangi hati para Dominikan. Pada paduan suara para santo Dominikan, bruder awam yang rendah hati ini menambahkan nada khasnya tentang kontemplasi dan persahabatan spiritual, sebuah contoh hidup dari moto Dominikan, “merenungkan dan memberikan kepada orang lain buah kontemplasi kita.”

Santo Yohanes Macias lahir pada 2 Maret 1585 di sebuah desa kecil di barat daya Spanyol. Orang tuanya adalah petani miskin; keduanya meninggal ketika Juan dan saudara perempuannya Agnes masih muda.

Kedua anak itu dibesarkan oleh paman mereka yang memiliki nama belakang, “Macias,” yang mereka ambil sebagai nama mereka sendiri.

Ketika dia berusia enam belas tahun, Juan bertemu dengan seorang imam Dominikan saat menghadiri Misa di desa tetangga. Seperti kebanyakan anak muda, Yohanes penuh dengan keingintahuan tentang apa yang akan terjadi di masa depan.

Pengalaman ini memberi kesan baru pada Yohanes dan membuka hatinya untuk kemungkinan panggilan Dominikan. Tidak seperti kebanyakan orang muda, Yohanes menerima rahmat khusus lainnya: dikatakan bahwa ketika dia mulai mencari kehendak Tuhan untuk hidupnya, dia sering dikunjungi oleh Perawan Maria yang Terberkati dan oleh pelindungnya, Santo Yohanes Penginjil.

Tertarik Ordo Dominikan

Pada usia 35, Yohanes masih merasa tertarik pada Ordo Dominikan. Santo Yohanes mengatakan kepadanya bahwa bukan di Spanyol dia akan menjadi seorang Dominikan, tetapi di Lima, Peru. Pada tahun 1622, Yohanes Macias memasuki biara Dominikan Santa Maria Magdalena di Lima, Peru.

Dia masuk sebagai seorang bruder awam, seorang biarawan yang tidak ditahbiskan yang, alih-alih berkhotbah, akan melakukan pekerjaan kasar yang diperlukan di biara. Yohanes adalah asisten Porter (penjaga pintu) sampai kematiannya pada tahun 1646. Meskipun ia tidak berpendidikan, Yohanes Macias mencontohkan karisma Dominikan.

Seperti Santo Dominikus, dia mempelajari teologi yang paling agung dengan mempelajari “kitab amal”, Salib. Seluruh hidup Juan Macias memberitakan Firman Tuhan kepada orang-orang yang ditemuinya.

Salah satu tugas utama Yohanes Macias adalah menemui orang miskin yang datang ke biara untuk mencari bantuan materi atau spiritual, seringkali lebih dari dua ratus orang setiap hari. Selain wataknya yang ceria dan sikapnya yang menyemangati, Yohanes Macias dikenal karena sifat pelayanannya yang terkadang ajaib bagi orang miskin.

Semua orang tahu bahwa Juan bekerja sangat keras untuk mengumpulkan sedekah untuk dibagikan. Namun, dia sering kembali dengan tangan kosong. Namun, entah bagaimana Juan tidak pernah menolak siapa pun.

Dari apa yang bisa dia kumpulkan, dia akan memiliki cukup untuk memberi makan semua orang yang datang kepadanya untuk meminta bantuan.

Santo Yohanes Macias tahu bahwa dia harus membantu memenuhi kebutuhan fisik mereka yang datang kepadanya, tetapi dia juga tahu bahwa kelaparan rohani mereka jauh lebih besar. Juan adalah alat pertobatan bagi banyak orang.

Santo yang Inspiratif

Santo Yohanes Macias terkenal karena persahabatan dekatnya dengan santo Dominikan lainnya, Martin de Porres.

Kedua orang suci itu sering bertemu dalam perjalanan sehari-hari mereka di kota dan menjadi teman rohani yang dekat juga. Mereka selalu menjadi sumber dorongan dan ide untuk satu sama lain. Keduanya dibeatifikasi bersama dalam satu upacara oleh Paus Gregorius XVI pada tahun 1837.

Ordo Dominikan, Ordo Pengkhotbah, memiliki tradisi panjang para santo yang menginspirasi kita melalui khotbah mereka, paling sering dengan menempatkan bakat intelektual mereka dalam pelayanan Kristus dan Gereja-Nya melalui pengajaran, penulisan, atau retret paroki khotbah.

Sumber kekuatan pengkhotbah, bagaimanapun, datang melalui kekudusan hidup dalam persatuan dengan Kristus. Dalam pengertian ini, Santo Yohanes Macias menangkap esensi karisma Dominikan, mewartakan homilinya melalui kesaksian hidupnya sehari-hari.

[/column]

[column parallax_bg=”disabled” parallax_bg_inertia=”-0.2″ extended=”false” extended_padding=”true” background_color=”#ffab4c” background_image=”” background_repeat=”” background_position=”” background_size=”auto” background_attachment=”” hide_bg_lowres=”false” background_video=”” vertical_padding_top=”0″ vertical_padding_bottom=”0″ more_link=”” more_text=”” left_border=”transparent” class=”” id=”” title=”” title_type=”single” animation=”none” width=”1/1″ last=”true”]

[column_1 width=”1/1″ last=”true” title=”” title_type=”single” animation=”none” implicit=”true”]

ST. YOHANES MACIAS

Santo Yohanes Macias adalah seorang bruder seperti Santo Martinus de Porres. Ia lahir di Ribera, Spanyol, pada tahun 1585. Ia menjadi seorang Dominikan pada tahun 1623. Yohanes ditugaskan menjadi penjaga pintu dan melayani orang-orang miskin yang datang ke pintu gerbang biara meminta sedekah. Ia terkenal oleh karena devosinya yang besar terhadap Rosario Suci dan doa-doanya yang tanpa henti bagi jiwa-jiwa di Api Penyucian. Pestanya dirayakan Gereja setiap tanggal 18 September.

[/column_1]

[/column]